Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau, Pendaki Dilarang Buat Perapian di Gunung Slamet

Kompas.com - 09/07/2018, 20:50 WIB
Iqbal Fahmi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Memasuki musim kemarau, pengelola pendakian Gunung Slamet via Posko Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah melarang setiap pendaki membuat perapian di jalur pendakian.

Peringatan ini diberikan untuk mengantisipasi kebakaran yang mungkin terjadi akibat ulah ceroboh para pendaki.

Koordinator Posko Pondok Pemuda Bambangan Slamet Ardianzah mengaku tidak mau kecolongan seperti pengalaman yang sudah-sudah.

Pasalnya, selain penanganan yang sulit, curah hujan yang minim, angin yang berembus juga dikhawatirkan dapat membuat api semakin mudah menyebar.

“Bahkan sampai soal puntung rokok juga sudah dilarang untuk dibuang sembarangan,” katanya saat dihubungi, Senin (9/7/2018).

Baca juga: Viral, Pendaki Lakukan Vandalisme di Gunung Kerinci

Saat ini, lanjut Slamet, vegetasi rumput yang mendominasi lingkungan Pos 7 memasuki awal kemarau terpantau mulai mengering dan sangat rentan terbakar.

Ambil contoh 2014 silam, di gunung terbesar di Pulau Jawa tersebut pernah terjadi kebakaran besar yang melahap habis vegetasi di Pos 7 dan 8.

Kepulan asap putih membumbung terlihat dari bawah dan semakin melebar saat terkena embusan angin.

“Kasus kebakaran yang terjadi diduga akibat sisa perapian yang ditinggalkan pendaki. Beruntung tidak ada korban jiwa,” bebernya.

Antisipasi lain, sambung dia, memeriksa semua perlengkapan pendaki. Termasuk logistik air juga harus dipersiapkan dari posko pendakian, tidak mengandalkan mata air.

“Setelah dinyatakan memenuhi syarat baru diizinkan untuk berangkat, dan wajib membawa pulang sampah anorganik,” ujarnya.

Baca juga: Gunung Agung Kembali Erupsi, Semburan Setinggi 2 Kilometer

Dia berharap, kondusifitas jalur Bambangan tetap terjaga tahun ini, mengingat Gunung Slamet masih menjadi destinasi para pegiat alam bebas untuk melakukan pendakian.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, di musim kemarau ini kejadian kebakaran juga berpotensi di areal hutan Perhutani wilayah Gunung Slamet Timur.

Tercatat 17 petak yang memiliki luasan total 675 hektar lebih masuk daerah rawan bencana kebakaran.

17 Petak Perhutani itu tersebar di wilayah Desa Serang dan Karangreja, Kecamatan Karangreja; Desa Picung dan Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol.

Sementara jenis tanaman yang tumbuh didominasi pinus, mahoni, dan pohon heterogen lain.

Kompas TV Setelah sempat tenang selama 36 jam Gunung Agung di Karangasem, Bali, hari ini (8/7) kembali erupsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com