Warga Masih Ada yang Tenangkan Diri di Balai Desa Balerante Pasca-letusan Merapi

KLATEN, KOMPAS.com - Warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang tempat tinggalnya dekat Gunung Merapi, sempat berkumpul di Balai Desa Balerante pasca-letusan freatik, Jumat (1/6/2018) pagi. Bahkan, beberapa di antara mereka masih berada di Balai Desa dan belum kembali ke rumah.

Informasi yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, sekitar 19 orang lanjut usia (lansia) dan balita serta kelompok rentan menenangkan diri di Balai Desa Balerante akibat letusan ini.

"Tadi Merapi erupsi warga telah berkumpul di titik kumpul yang telah kita sediakan. Warga merespon dengan baik. Begitu ada erupsi, mereka langsung berkumpul di titik kumpul," kata Kepala BPBD Klaten, Bambang Giyanto, kepada Kompas.com, Jumat.

Baca juga: Bandara Semarang dan Solo Tutup akibat Letusan Merapi, Puluhan Penerbangan Tertunda

Kondisi Merapi saat ini relatif tenang, namun masih ada sesekali sinyal seismik berbunyi intens. Beberapa kelompok relawan juga masih terus memantau perkembangan Merapi di posko lapangan di sekitar lereng Merapi.

Berdasarkan rekomendasi BPPTKG, kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak diperbolehkan, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. Lalu radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.

"Masyarakat yang tinggal di KRB lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi," imbuh dia.

Baca juga: Gemuruh Letusan Merapi Terdengar hingga Puluhan Kilometer

Sementara pasca-erupsi freatik Gunung Merapi, pihaknya telah mengirimkan sekitar 5.500 masker ke desa-desa yang rawan terkena hujan abu karena arah angin yang sering berubah ubah.

Sampai saat ini, sudah lebih dari 60.000 masker dikirim ke daerah rawan erupsi Gunung Merapi sejak erupsi pertama freatik pada 11 Mei 2018.