Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan yang Terbakar di Merapi Bukan Disebabkan Awan Panas

Kompas.com - 01/06/2018, 15:46 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Ervan Hardoko

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Erupsi Merapi yang terjadi pada (1/6/2018) pagi menyebabkan beberapa titik hutan di sektor barat laut gunung itu terbakar.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknik Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, kebakaran hutan itu bukan disebabkan awan panas.

Baca juga: Sebelum Merapi Meletus, Terjadi 5 Kali Gempa Tektonik Dalam

“Kejadian hutan terbakar di sektor barat laut Merapi pagi ini bukan diakibatkan awan panas, melainkan material jatuhan (balistik) yang masih panas. Masyarakat agar tetap tenang sejauh ini Merapi tidak mengeluarkan awan panas. #statuswaspada,” demikian akun Twitter @BPPTKG.

Hal senada diinformasikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho melalui cuitan di akun resminya.

“Letusan Gunung Merapi pagi ini didominasi letusan proses magmatik. Di dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Kec Selo, Boyolali ditemukan tiga titik hutan terbakar saat terjadi letusan,” tulisnya.

Baca juga: Asap Putih Terpantau di Area Vegetasi Pasca-letusan Gunung Merapi

Sutopo menambahkan, proses ekstrusi atau proses keluarnya magma sampai ke permukaan membutuhkan waktu. Saat ini posisi magma masih berada di bawah tiga kilometer.

Merapi masih ada di status waspada level II, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan mengikuti instruksi untuk tidak mendekat radius yang ditetapkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com