MALANG, KOMPAS.com - Gempa tektonik terjadi di laut selatan Jawa Timur, Kamis (26/10/2017). Berdasarkan catatan Stasiun Geofisika, Karangkates, Kabupaten Malang, hingga pukul 8.00 WIB sudah terjadi delapan kali gempa.
Kepala Stasiun Geofisika Karangkates, Kabupaten Malang, Musripan mengatakan, gempa pertama kali terjadi pada Rabu (25/10/2017) sekitar pukul 23.35 WIB dengan kekuatan 4,9 skala richter.
Sementara pusat gempa terletak di koordinat 9,59 lintang selatan dan 112,88 bujur timur atau pada jarak 167 kilometer sebelah barat daya Kabupaten Lumajang dengan kedalaman 10 kilometer.
Setelah itu, gempa susulan terus terjadi. Hingga saat ini, tercatat sudah terjadi delapan kali gempa susulan.
"Hingga laporan ini disusun pada pukul 08.00 WIB, telah terjadi aktivitas gempa bumi susulan delapan kali," katanya.
(Baca juga : Pergeseran Sumber Gempa Gunung Agung Saat Ini Mirip Pola Tahun 1963)
Skala gempa susulan yang terjadi bervariasi. Mulai dari 3 skala richter hingga 4 skala richter. "Ya susulan sekitar lokasi utama. Rata-rata 3 sampai dengan 4 SR," jelasnya.
Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi tersebut merupakan gempa bumi dangkal yang diakibatkan oleh aktivitas sesar lempeng bumi. Yakni lempeng Indo Australia menyusup ke bawah lempeng Eurasia dan terjadi deformasi batuan sehingga memicu terjadinya gempa bumi.
Musripan berharap kepada setiap warga pesisir untuk tetap tenang. Sebab, gempa bumi tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Pihaknya meminta supaya warga tetap mengikuti arahan dari BMKG dan BPBD setempat. Apalagi, aktivitas gempa itu sempat dirasakan di daerah Lebakharjo, Ampel Gading, Kabupaten Malang.
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG. Khusus masyarakat di daerah pesisir pantai diimbau agar tidak terpancing isu karena gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami," tutupnya.