LEMBATA, KOMPAS.com - Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday mengatakan, saat ini jalan raya di wilayahnya mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi yang melanda wilayah itu tiga hari lalu.
Menurut Thomas, akibat gempa bumi yang terjadi berulang kali selama dua hari, yakni 10-12 Oktober 2017, menyebabkan jalan sepanjang 2,3 kilometer rusak.
"Jalan tertutup batu besar sepanjang 2,3 kilometer, sehingga menyebabkan rusak berat, karena itu butuh anggaran Rp 5,8 miliar lebih, " kata Thomas kepada Kompas.com, Sabtu (14/10/2017).
Jalan yang rusak itu sebut Thomas, berada di Kecamatan Ile Ape. Sedangkan untuk bangunan yang rusak,pihaknya masih melakukan pendataan secara detail.
"Kita sudah turunkan dinas teknis terkait untuk mendata semua kerusakan baik itu jalan maupun bangunan. Nanti akan kita sampaikan kalau semua sudah berhasil kita data," tuturnya.
Baca: Terus Bertambah, Pengungsi Gempa Bumi di Lembata Capai 2.172 Orang
Sebelumnya diberitakan, sebanyak empat kali gempa bumi pada Selasa (10/10/2017) dan satu kali gempa bumi Rabu (11/10/2017) mengguncang Kabupaten Lembata.
Akibatnya, batu berukuran besar menghancurkan rumah warga dan memenuhi sebagian badan jalan raya di sejumlah titik di wilayah itu.
Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday mengatakan, rumah warga yang rusak akibat tertimpa bebatuan. Ada juga yang retak karena guncangan gempa.
"Hampir semua desa di lereng gunung Ile Lewotolok beberapa rumah warga terkena batu. Saat ini masih dilakukan pendataan lagi, "ucapnya kepada Kompas.com, Selasa malam.
Baca: Gempa Bumi Lembata, 100 Rumah dan 1 Gereja Rusak
Sebanyak 1.128 warga mengungsi di sejumlah tempat yang aman. Warga mengungsi karena panik dengan gempa bumi tektonik.
"Warga mengungsi di Kota Lewokeda, Kantor Camat Ile Ape dan Ile Ape Timur, " ucapnya.
Menurut Thomas, akibat gempa bumi ya ng terjadi dalam dua hari menyebabkan 100 unit rumah warga dan satu unit gereja rusak. Rumah yang rusak itu berada di Desa Bungamuda, Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur.