KENDAL, KOMPAS.com - Sekitar 60 prajurit keraton Yogyakarta, ikut mengarak sesajen yang akan digunakan untuk sedekah laut di Desa Gempolsewu Rowosari, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/9/2017).
Ke-60 prajurit yang mengenakan pakaian lengkap kerajaan itu, berbaris sambil berjalan membawa senjata tombak dan memainkan drumband. Mereka berbaur dengan masyarakat Gempolsewu, berkeliling kampung.
Menurut Kepala Desa Gempolsewu Rowosari Kendal, Heri Mardiyanto, arak-arakan sajen sedekah laut dilakukan untuk memperkenalkan budaya kepada masyarakat. Sedangkan keikutsertaan prajurit Keraton Yogjakarta, hanya untuk uri-uri budaya Jawa.
“Sajen ini, besok akan kita larung ke laut bersama kepala sapi,” ucapnya.
(Baca juga: Gumbregan, Tradisi Ulang Tahun Hewan Ternak di Yogyakarta)
Heri menambahkan, sedekah laut dilakukan setiap tahun pada bulan Sura, sebagai ucapan terima kasih kepada Allah SWT. Sebab, Allah telah memberi rezeki, keselamatan kepada nelayan pada khususnya dan masyarakat Gempolsewu pada umumnya.
“Sedekah laut ini adalah budaya peninggalan nenek moyang. Harus kita lestarikan," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kendal, Mirna Anissa, yang hadir dalam acara arak-arakan sesajen mengatakan, budaya ini sangat menarik. Bahkan budaya ini bisa dikenalkan ke daerah lain hingga mancanegara.
“Kan bisa dijadikan wisata. Para wisatawan yang datang ke sini juga bisa menikmati wisata laut Gempolsewu," pungkasnya.