Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gumbregan, Tradisi "Ulang Tahun" Hewan Ternak di Yogyakarta

Kompas.com - 27/09/2017, 08:11 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tradisi masyarakat di Indonesia cukup beragam, bahkan sampai saat ini masih dilestarikan. Seperti tradisi Masyarakat Gunungkidul, Yogyakarta, yang bernama tradisi Gumbregan.

Tradisi gumbregan atau yang dikenal ulang tahun ternak, sudah ada sejak ratusan tahun lalu. kSeperti yang dilakukan warga Padukuhan Blimbing, Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Selasa (26/9/2017) petang.

Warga membuat gunungan ketupat di lapangan balai padukuhan setempat. Setelah didoakan bersama ternak oleh para sesepuh, gunungan lalu diperebutkan.

"Kami percaya jika mendapatkan ketupat bisa membawa rezeki bagi kami. Salah satunya hewan ternak kami sehat dan bisa beranak pinak," tutur Sunarti, salah seorang warga.

(Baca juga: Ribuan Warga Yogya dan Jateng Ikuti Tradisi Keliling Benteng Keraton Tanpa Bicara)

Setelah itu, para sesepuh dusun setempat memberikan ketupat bagi para sapi. Bagi para petani, hewan ternak di desa merupakan salah satu media untuk bercocok tanam atau membantu mengolah ladang.

Sedangkan kotorannya bisa digunakan untuk pupuk. Dalam perkembangannya, ternak seperti sapi dan kambing menjadi investasi. Lewat hewan ternak inilah, warga menabung.

"Dengan tradisi ini kami bersyukur kepada Tuhan, atas ternak yang sehat," ucapnya.

Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, CB Supriyanto mengatakan, dalam tradisi gumbregan, warga membuat berbagai makanan tradisional yang berasal dari hasil bumi. Mulai dari ketupat, ketela, kimpul, trembili, jadah, hingga kolak pisang.

Selain itu, warga membungkus nasi putih beserta lauk pauknya dengan daun pisang yang dibentuk lancip.

(Baca juga: Tradisi Nganggung di Pangkal Pinang Ajarkan Semangat Gotong Royong)

 

Supriyanto menjelaskan, tradisi ini sebagai ungkapan rasa syukur karena Tuhan memberikan kehidupan dan rezeki lewat hewan ternak. Tradisi ini digelar pada bulan Sura atau Muharam, bulan yang dianggap sakral oleh masyarakat Jawa.

"Tradisi ini hampir merata di seluruh kabupaten dan digelar setahun sekali. Masyarakat bersyukur karena diberikan rezeki. Dimana ternak kami telah membantu mengolah lahan dan menopang kehidupan. Masyarakat percaya (jika menggelar Gumbrekan) ternak mereka akan sehat dan berkembang biak," tuturnya. 

Kompas TV Di lampung, warga setempat mempunyai tradisi khas yakni pukul lesung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com