Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Pertahankan Pola Tradisional, KLHK Cari Solusi Hentikan Pembakaran Lahan

Kompas.com - 31/07/2017, 09:37 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan, kasus kebakaran lahan di Indonesia masih berkutat pada pola-pola tradisional petani dalam menyiapkan musim tanam.

Selama beberapa pekan terakhir, titik api terbanyak berada di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kalimantan Barat. Berdasarkan pengecekan di lapangan, masyarakat di NTT membakar alang-alang atau savana sebagai upaya untuk mendapatkan rumput baru bagi ternak mereka.

"Kalau di Kalimantan, mereka masih punya metoda menanam serentak, dan sesuai undang-undang itu boleh sampai dua hektar. Tapi di lapangan, itu yang penting ada sekat-sekat," tutur Siti Nurbaya Bakar saat menghadiri Halal Bihalal dan Silaturahmi Keluarga Besar Partai Nasdem Jawa Tengah dan DIY di Salatiga, Minggu (30/7/2017).

"Jadi sebetulnya yang paling penting adalah jangan di gambut, kalau di lahan gambut ini jadi berbahaya. Tapi kalau di lahan mineral sebenarnya habis dibakar terus mati," tambahnya.

(Baca juga: Titik Api di Kalbar Meningkat, BNPB Mobilisasi 2 Pesawat Water Bombing)

Melihat masih kuatnya pola-pola tradisional dalam mengolah lahan pertanian, saat ini pihaknya bersama Menko Perekonomian masih berupaya mencari alternatif agar pembakaran lahan tidak menjadi kebiasaan.

"Kita sudah terus-terusan berkonsultasi ke Menko Perekonomian. Ini kan harus dibantu alternatifnya kalau tidak boleh lahannya dibakar atau untuk keperluan pupuk, berarti cara pengolahan tanahnya apa?" terangnya.

Sejauh ini, KLHK belum menerima laporan mengenai keterlibatan korporasi dalam kebakaran lahan yang terjadi di Kalimantan Barat. Namun pihaknya memastikan, akan dilakukan penegakan hukum jika terbukti korporasi melakukan pembakaran lahan.

"Di daerah sudah mulai penegakan hukumnya berlangsung, kalau tidak repot. (Tapi) ini saya belum terima laporan. Data ini harus di overlay dengan perizinan, ini di mana, biasanya ini buka tanah untuk sawit. Langsung ketahuan jika di overlay sama izin," tandasnya.

Kompas TV Kebakaran Lahan Gambut Mencapai 50 Hektar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com