Salin Artikel

Petani Pertahankan Pola Tradisional, KLHK Cari Solusi Hentikan Pembakaran Lahan

Selama beberapa pekan terakhir, titik api terbanyak berada di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kalimantan Barat. Berdasarkan pengecekan di lapangan, masyarakat di NTT membakar alang-alang atau savana sebagai upaya untuk mendapatkan rumput baru bagi ternak mereka.

"Kalau di Kalimantan, mereka masih punya metoda menanam serentak, dan sesuai undang-undang itu boleh sampai dua hektar. Tapi di lapangan, itu yang penting ada sekat-sekat," tutur Siti Nurbaya Bakar saat menghadiri Halal Bihalal dan Silaturahmi Keluarga Besar Partai Nasdem Jawa Tengah dan DIY di Salatiga, Minggu (30/7/2017).

"Jadi sebetulnya yang paling penting adalah jangan di gambut, kalau di lahan gambut ini jadi berbahaya. Tapi kalau di lahan mineral sebenarnya habis dibakar terus mati," tambahnya.

Melihat masih kuatnya pola-pola tradisional dalam mengolah lahan pertanian, saat ini pihaknya bersama Menko Perekonomian masih berupaya mencari alternatif agar pembakaran lahan tidak menjadi kebiasaan.

"Kita sudah terus-terusan berkonsultasi ke Menko Perekonomian. Ini kan harus dibantu alternatifnya kalau tidak boleh lahannya dibakar atau untuk keperluan pupuk, berarti cara pengolahan tanahnya apa?" terangnya.

Sejauh ini, KLHK belum menerima laporan mengenai keterlibatan korporasi dalam kebakaran lahan yang terjadi di Kalimantan Barat. Namun pihaknya memastikan, akan dilakukan penegakan hukum jika terbukti korporasi melakukan pembakaran lahan.

"Di daerah sudah mulai penegakan hukumnya berlangsung, kalau tidak repot. (Tapi) ini saya belum terima laporan. Data ini harus di overlay dengan perizinan, ini di mana, biasanya ini buka tanah untuk sawit. Langsung ketahuan jika di overlay sama izin," tandasnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/07/31/09374601/petani-pertahankan-pola-tradisional-klhk-cari-solusi-hentikan-pembakaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke