Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Maluku: Tambang Emas di Gunung Botak Tidak Bisa Ditutup

Kompas.com - 26/01/2017, 13:49 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON,KOMPAS.com - Gubernur Maluku Said Assagaff mengungkapkan aktivitas penambangan emas yang dilakukan masyarakat di kawasan gunung Botak tidak bisa ditutup begitu saja.

“Begini tambang rakyat itu tidak bisa ditutup, yang saya minta jangan menggunakan sianida dan merkuri,” ungkap Said di Kantor Gubernur Maluku, Kamis (26/1/2017).

Dia menjelaskan, sesuai hasil rapat antara pemerintah provinsi Maluku dan Menkopolhukam di Jakarta, pihaknya meminta agar aparat keamanan kembali ditempatkan di kawasan tambang emas Gunung Botak untuk menghindari adanya aktivitas penambangan ilegal di kawasan itu.

“Jadi Gunung botak tidak ditutup ya kan, sesuai rapat di menkopolhukan yang dihadiri Wakil Gubernur kami minta aparat keamanan untuk jaga jangan sampai ada penambang illegal, kalau penambangan rakyat tidak masalah,” ungkapnya.

Saat ini, sesuai laporan dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maluku, terdapat lebih dari 2.000 penambang ilegal yang berada di kawasan Gunung Botak. Namun soal masalah tersebut, Said meminta untuk menanyakan hal itu kepada aparat keamanan.

“Kalau soal itu tanyakan saja kepada aparat,” katanya singkat.

Dia mengaku penambangan rakyat selama tidak merusaklingkungan hal itu tidak masalah, namun yang jadi soal ketika ada penambang illegal yang sengajamelakukan aktivitas penambangan dengan menggunakan bahan berbahaya seperti sianida dan merkuri.

“Yang saya minta jangan menggunakan sianida dan merkuri karena itu akan merusak lingkungan, kalau tetap menggunakan itu saya usir,“ tegasnya.

Aktivitas penambangan emas di Gunung Botak ini sebelumnya pernah ditutup total oleh pemerintah provinsi Maluku bersama aparat TNI/Polri pada tahun 2015 lalu. Penutupan kawasan tambang itu membuat ribuan penambang ilegal terpaksa harus angkat kaki dari Pulau Buru, namun belakangan aktivitas penambangan secara ilegal kembali marak di Gunung Botak setelah aparat angkat kaki dari kawasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com