Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Anti-Pancasila Sasar Masyarakat Pedesaan di Magelang

Kompas.com - 25/04/2016, 16:44 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Sejumlah daerah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, disinyalir telah menjadi sasaran penyebaran gerakan anti-Pancasila. Gerakan ini berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Persoalan penyebaran itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Magelang Ahmad Majidun di sela kegiatan sosialisasi empat pilar oleh anggota MPR RI, Akhmad Muqowam.

"Hasil pengamatan kami, gerakan anti-Pancasila ini sudah menyebar di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan Kajoran, Grabag, dan Sawangan," sebut Majidun, Senin (25/4/2016).

Menurut dia, gerakan anti-Pancasila disebarkan oleh kelompok-kelompok radikal melalui berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Misalnya, pengajian yang isinya membahas tentang ideologi berbentuk khalifah dan pembahasan yang mengarah pada anti-toleransi.

Dia menyatakan, gerakan ini sudah nyata dan mulai menyebar pasca-reformasi pada 2004 silam.

"Ada banyak kegiatan pengajian yang membahas tentang ideologi khalifah yang bermunculan di pedesaan-pedesaan," kata mantan Ketua KPU Kabupaten Magelang ini.

Oleh sebab itu, pihaknya pun semakin gencar melakukan sosialisasi Pancasila dan UUD 1945 kepada masyarakat pedesaan, pelajar, dan guru sekolah maarif di kawasan pinggiran di Kabupaten Magelang.

"Di pedesaan, guru bukan hanya pendidik bagi pelajar, tetapi juga guru bagi masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, sosialisasi Pancasila dan UUD 1945 perlu diterapkan kepada mereka," kata dia.

Sementara itu, Akhmad Muqowam, anggota MPR RI, menjelaskan bahwa warga di daerah relatif rentan terhadap pengaruh gerakan ini. Guru dan pelajar merupakan tempat bertanya masyarakat, dan diharapkan bisa menjadi benteng Pancasila dari gerakan-gerakan yang memecah belah NKRI.

"Kami berharap, para guru dan pelajar ini menjadi pelopor sekaligus benteng Pancasila karena di daerah mereka menjadi tempat bertanya masyarakat," kata Muqowam.

Muqowam melanjutkan, gerakan anti-Pancasila dilakukan oleh kelompok khalifah yang menolak Pancasila. Dengan berbagai cara, mereka mendorong masyarakat, terutama masyarakat berpendidikan rendah dan ekonomi lemah, untuk meninggalkan Pancasila.

"Masyarakat Indonesia tahu mencari ilmu itu penting. Namun, banyak yang tidak tahu ke mana tempat mencari ilmu yang benar. Inilah kenapa banyak yang kesasar," kata Muqowam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com