Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Papan Pengumuman Kuning Memaku dalam Perjalanan Pejagan-Brebes

Kompas.com - 16/07/2015, 18:37 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

BREBES, KOMPAS.com — Papan pengumuman itu biasa saja, berwarna kuning, dan dipasang di tengah jalan tol darurat Pejagan-Brebes Timur. "Hati-hati persimpangan, kurangi kecepatan sekarang". Demikian tulisan yang tertera di sana. Namun, papan itu mendadak menjadi "istimewa" bagi kami para pemudik yang melintasi ruas jalan ini pada Kamis (16/7/2015) petang.

Mencoba menghindari kemacetan, dari ruas jalan Tol Palimanan-Kanci yang langsung menuju Brebes dan Tegal di Jawa Tengah, Kompas.com dan sebagian pemudik mengikuti petunjuk arah ke ruas tol setengah jadi ini. Papan petunjuk itu ditujukan kepada pemudik yang hendak melaju ke arah Semarang, sementara pemudik yang bertahan di jalur mulus ke Brebes mengular sampai ke batas yang dimungkinkan penglihatan.

Awalnya, jalur berdebu tol darurat Pejagan-Brebes Timur menawarkan kelonggaran, sekalipun tak memungkinkan untuk memacu kendaraan. Tangki penyiram air dan seorang petugasnya menyambut pelintas, mencoba meredam debu meski nyaris tak berdampak.

Dua jalur kendaraan berbatas tali bersangga tiang bambu menjadi penanda jalur setengah jadi yang dipaksakan dibuka khusus untuk menampung arus mudik 2015, hingga tibalah kami di depan papan pengumuman berwarna kuning itu.

Waktu masih menunjukkan sekitar pukul 16.00 WIB, saat tulisan pengumuman itu untuk kali pertama terbaca jelas tanpa ekstra usaha. Bersamaan dengan itu, keramaian di sekitar kami pun terus bertambah. Kendaraan-kendaraan yang belakangan datang mulai melaju di kiri-kanan tali pembatas lajur darurat.

Tulisan di papan pengumuman kuning bisa jadi tak lagi gampang dibaca dari kendaraan yang datang di belakang kami. Mereka yang menyerobot dari samping pun boleh jadi tidak tahu di depan ada persimpangan. Maka, yang terjadi adalah, saat azan maghrib berkumandang, papan pengumuman kuning belum juga kami lewati.

"Di depan ada rumah yang belum dibongkar, di tengah jalan, jadi jalannya membelah, ada persimpangan dengan arah sana (sebaliknya) juga," tutur seorang ibu penjual minuman di sekitar papan pengumuman kuning ini, menjawab pertanyaan kami soal kemacetan ini.

Alhasil, sejak pukul 16.00 WIB sampai waktu maghrib, kemajuan perjalanan kami tak lebih dari seratus meter. Petang ini, bagi kami, Brebes dan Tegal adalah "primadona" dadakan.

Menurut kabar dari dunia maya, kemacetan berjam-jam di Brebes adalah pemicu kami tertahan di tengah jalanan berdebu setengah jadi ini. Kemacetan juga terpantau dari Tegal, Pemalang, bahkan Pekalongan.

Dari pemandangan papan kuning biasa itu, kami diam-diam bergumam, Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) memangkas waktu perjalanan kami dari Jakarta, menghindarkan kami dari Indramayu yang seolah tak kunjung terlewati, tetapi belum jadi jawaban bagi kami untuk melewati Brebes.

Berikut video perjalanan Tim Kompas.com menyusuri Tol Darurat Pejagan-Brebes Timur:

Kompas Video Mudik Menyusuri Tol Darurat Pejagan - Brebes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com