Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Truk Tronton Masih Terjebak di Kapal Karam

Kompas.com - 03/07/2014, 11:34 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sebanyak 16 kendaraan besar yang terjebak di LCT Pancar Indah yang karam di selat Bali, belum dipindahkan karena masih menunggu air surut.

"Sementara kita buang muatan untuk mengurangi beban kapal karena yang tenggelam sudah 30 persen," ungkap Syahbandar Pelabuhan Gilimanuk, Nyoman Delon Wirawan saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (3/7/2014).

Ia mengatakan, ada kemungkinan air sudah masuk ke bagian mesin kapal sehingga akan dikuras dengan pompa.

"Evakuasi akan menunggu air dalam keadaan surut kemungkinan air surut pada pukul 19.00 nanti. Karena ditakutkan jika air tiba-tiba pasang sehingga kapal akan semakin tenggelam," tambahnya.

Saat ini pihak Syahbandar masih memeriksa nahkoda dan juga teknisi kapal untuk mengetahui kronologi kandasnya kapal LCT Pancar Indah yang karam di selat Bali, Rabu malam (2/7/2014).

"Apakah ada muatan yang berlebihan, atau mesin atau cuaca nanti masih belum bisa disimpulkan. Yang terpenting semua penumpang selamat," tambahnya.

Sementara itu, menurut Jasmari, salah satu sopir mengaku membawa tronton bermuatan semen dengan berat 34 ton. Seharusnya ia sudah sampai di Denpasar pada kamis dini hari. Ia mengaku sejak dari Pelabuhan Ketapang kondisi kapal sudah miring ke kanan.

"Kondisinya gerimis dan ombaknya tinggi. Waktu itu penumpang sudah dikumpulkan. Saat mau merapat terhempas ombak besar tapi kapal terus jalan padahal kondisinya sudah miring dan lampu juga mati," jelasnya.

Ia mengaku bersyukur saat kandas sudah dekat dengan pelabuhan. "Kalau saat kandas di tengah saya sudah nggak tahu nasib saya. Saya duga nahkoda terus jalan agar tidak tenggelam di tengah," tambahnya.

Saat dievakuasi dengan kapal lain ia baru menggunakan jaket pelampung. "Iya, baru pake jaket pelampung saat dilempar dari kapal yang menolong. Mungkin karena semua keadaan sudah panik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com