Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Pulih, Bayi Chelsiy Butuh Bantuan Pulang ke Bengkulu

Kompas.com - 05/02/2014, 22:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Chelsiy Permata Sari, bayi yang terlahir dengan dua kepala asal Bengkulu, kini bisa hidup normal layaknya bayi lainnya. Tumor di antara selangkangannya yang berbentuk seperti tempurung kepala, telah diangkat melalui jalur operasi di Jakarta.

Kepada Kompas.com, ayah Chelsiy, Ricko Yan Saputra mengungkapkan, operasi yang dijalankan anaknya berjalan dengan lancar. Chelsiy sempat dirawat di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) selama empat hari 4 sebelum dioperasi. Kini, ia tengah dirawat inap kembali di ruang bedah anak (BCH) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Namun, masalah baru muncul setelah kesembuhan Chelsiy.

"Insya Allah kalau enggak mundur lagi mau pulang minggu ini. Tapi sayang, kebetulan kita sudah tidak ada uang lagi," kata Ricko terbata-bata, di Jakarta, Rabu (5/2/2014).

Suaranya terus terdengar terbata-bata seolah sulit menceritakan apa yang terjadi saat ini pada keluarganya. Dengan malu, Ricko mengungkapkan kalau ia sudah tidak memiliki uang yang cukup untuk menghidupi Chelsiy beserta istrinya yang turut serta ke Jakarta. Sebab, awalnya, ia mengira hanya singgah di Jakarta selama dua minggu untuk perawatan Chelsiy. Namun, perkiraannya meleset. Chelsiy harus berada dalam pengawasan dokter dan rawat inap selama dua bulan.

Selama ini, Ricko harus mengutang terlebih dahulu pada kerabat di kampungnya untuk dapat melunasi iuran rumah singgah yang ditempati selama menemani Chelsiy. Tak hanya itu, Ricko mengaku sering berpuasa Senin-Kamis, karena keterbatasan materinya tersebut.

Seluruh bantuan, baik dari Pemprov Bengkulu, Rumah Sakit M Yunus Bengkulu, hingga para donatur sudah habis untuk memenuhi kehidupan selama dua bulan di Jakarta. Apalagi, mereka juga harus menanggung biaya peralatan kesehatan di luar tanggungan biaya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

"Kakaknya Chelsiy, Refal sering menelepon saya dan terus tanya kapan dedek pulang. Kadang-kadang dia juga nangis, enggak sabar ketemu adiknya. Saya juga enggak kuat kalau dengar anak saya menangis, tapi ya saya harus bagaimana lagi?" ujar Ricko pasrah.

Untuk dapat kembali ke Bengkulu, Ricko berharap dapat menggunakan fasilitas pesawat. Bukannya ia menolak untuk kembali ke kampung menggunakan mobil atau jalur darat. Namun, keadaan Chelsiy yang masih berusia kurang lebih satu bulan dan harus tetap mendapat ASI dari sang ibu, lebih baik menggunakan jalur udara.

Selama di Jakarta, Ricko terpaksa meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh harian demi kesembuhan Chelsiy. Penghasilan yang didapatkan selama menjadi buruh pun telah dikeluarkan demi buah hati tercinta.

Bayi Chelsiy merupakan putri kedua dari pasangan Ricko Yan Saputra dengan Welda Sulita, warga Jalan Bumi Ayu 5 No 9, RT 005 RW 001, Kelurahan Kandang, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu. Bayi Chelsiy dilahirkan pada Rabu (11/12/ 2013) sekitar pukul 12.16 WIB dalam kondisi sehat dan persalinan normal. Namun, ada yang membuat Chelsiy berbeda apabila dibandingkan dengan bayi seumurannya. Chelsiy memiliki dua kepala yang terletak di bagian atas badan dan di antara selangkang.

Benjolan yang berada di selangkang berbentuk mirip seperti tempurung kepala, tetapi tidak memiliki pancaindera layaknya kepala manusia normal. Akibat peralatan yang tidak mencukupi di rumah sakit Bengkulu, Chelsiy dan keluarga pun langsung diterbangkan ke Jakarta dan dirujuk ke RSCM. Di sana, Ricko mengaku Chelsiy terlayani dengan baik. Tumor yang berada di selangkangan telah diangkat dan kondisi fisik Chelsiy berangsur membaik.

Besar harapan Ricko dan Welda untuk kembali berkumpul bersama keluarganya di Bengkulu. Begitu pula dengan yang dirasakan oleh Refal, seorang anak berusia 4,5 tahun yang begitu rindu dapat memeluk kembali sang ayah, ibu, dan adik kesayangannya, Chelsiy. Harapan itu akan segera terwujud saat pintu hati kita terketuk untuk membantu kepulangan Chelsiy kembali ke Bengkulu.

"Sebelumnya, saya mengucapkan terima kasih terlebih dahulu untuk para pembaca Kompas.com. Sungguh sebenarnya saya malu menceritakan semua ini, keadaan pula yang memaksa saya," pungkas Ricko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com