"Saat ini, kondisi anak bungsu saya mulai memburuk. Hal ini ditandai dengan munculnya gumpalan daging di pangkal paha terus membesar. Sebelumnya, gumpalan daging itu hanya dua benjolan. Namun, sekarang sudah ada enam buah. Gumpalan daging itu seperti ada air, dan ada juga tambahan benjolan," kata Riko, orangtua Chelsiy, Selasa (17/12/2013).
Rencana untuk merujuk Chelsiy ke RSCM hari ini pun terpaksa ditunda dengan alasan belum ada pihak penanggung jawab pembayaran, baik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Bengkulu maupun di RSCM Jakarta.
"Saya memprediksi kalau hari ini anak saya tidak akan jadi dirujuk ke RSCM. Sebab, penanggung jawab pembayaran tidak ada. Makanya, tidak jadi berangkat," kata Riko.
Ia melanjutkan, untuk urusan administrasi Jamkesprov saat ini telah rampung. Namun, masih terkendala siapa pihak yang mau menjadi penanggung jawab dana pada saat Chelsiy dirawat di Jakarta.
Direktur RSUD M Yunus, Daisy Novira, mengaku masih berkoordinasi dengan RSCM terkait keberangkatan Chelsiy. "Saat ini semua kamar di RSCM penuh kita masih menunggu konfirmasi dari pihak RSCM, kasihan nanti buru-buru berangkat ternyata tidak ada kamar," kata Daisy.
Chelsiy adalah bayi yang lahir memiliki dua kepala, yaitu satu kepala normal, sedangkan satu kepala lagi berada tepat di selangkang. Kepala yang berada di selangkang berbentuk mirip seperti kepala memiliki tempurung, tetapi tidak memiliki pancaindera layaknya kepala manusia normal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.