Selain memblokir jalan warga juga menghentikan laju truk yang mengangkut batu bara, warga hanya mengizinkan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil yang boleh melintasi jalan tersebut.
Arwin Effendi, perwakilan masyarakat tersebut, ketika dikonfirmasi menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk protes masyarakat terhadap pemnerintah dan perusahaan atas ketidakpedulian mereka terhadap masyarakat.
"Seharusnya pemerintah dan pengusaha angkutan batu bara menyadari atas tingginya aktivitas pengangkutan batu bara dari tambang menuju pelabuhan yang melewati permukiman warga tersebut mengakibatkan jalan rusak parah. Mereka seharusnya peduli dengan memperbaiki jalan itu," kata Arwin.
Masyarakat mengancam tidak akan membuka blokade jalan sebelum pemerintah dan perusahaan angkutan batu bara bersedia untuk memperbaiki jalan tersebut. Warga menyatakan, kondisi jalan yang rusak parah akibat aktivitas pengangkutan batu bara itu telah mereka sampaikan kepada pemerintah untuk segera diperbaiki. Namun, selama 10 bulan, jalan tersebut tetap dalam kondisi rusak parah.
Akibat kerusakan itu, bila musim kemarau, maka debu-debu berterbangan hingga masuk ke rumah warga dan mengotori peralatan dapur warga setempat. Begitu juga ketika musim hujan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.