Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wilayah Pesisir Maluku Menyusut 25 Hektar dalam 5 Tahun

Kompas.com - 03/07/2024, 06:53 WIB
Priska Birahy,
Andi Hartik

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Maluku kehilangan 25 hektar lahan pesisir akibat abrasi dan pembangunan dalam kurun waktu 5 tahun, dari tahun 2018 hingga 2022. Dibutuhkan mitigasi berbasis konservasi bakau untuk menekan laju abrasi dan alih fungsi lahan pesisir.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Erawan Asikin mengatakan, kondisi itu menjadikan kawasan pesisir di Maluku memprihatinkan.

"Dari tahun 2018-2022, sebanyak 25 hektar kawasan pesisir hilang. Kita perlu bakau yang kuat untuk mengerem hal ini. Alih fungsi masih terjadi seperti di Kabupaten Buru, untuk pembukaan area budidaya, lalu di wilayah perkotaan. Perubahan peruntukan kawasan ini memang dimungkinkan dengan aturan yang ada,” kata Asikin di Aula Rektorat Universitas Pattimura Ambon, Senin (1/7/2024).

Baca juga: Polisi di Taliabu Maluku Utara Dianiaya, 5 Orang Ditangkap

Asikin menjelaskan, keberadaan bakau akan menjaga area pesisir dari berbagai ancaman. Di Kota Ambon misalnya, ada sejumlah kawasan khusus yang dijadikan area tumbuh bakau dan tetap dijaga.

Tujuannya, agar wilayah pesisir tidak diubah peruntukannya untuk hal apapun.

Menurut Asikin, kehadiran bakau penting untuk melindungi Provinsi Maluku dari ancaman kenaikan permukaan air laut.

Baca juga: Anggota DPD Terpilih yang Mundur demi Maju Pilkada Maluku Tengah Dapat Rekomendasi Partai Nasdem

Namun, kondisi saat ini, habitat bakau di Maluku mengalami pengurangan dan mengancam ekosistem pesisir. Dari 19 jenis bakau di Kawasan Teluk Dalam Kota Ambon, kini hanya tersisa kurang dari 10 jenis.

Selain itu, konservasi hutan bakau juga akan berimplikasi pada sektor perikanan. Di Maluku, kata Asikin, masih bergantung pada perikanan tangkap. Ke depan, seiring dengan meningkatnya permintaan hasil laut, perikanan budidaya yang berbasis pada ekosistem bakau juga sangat dibutuhkan.

"Ini tunjukkan tren sumbangan besar di perikanan budidaya ketimbang tangkap. Di Maluku masih bergantung pada perikanan tangkap. Sehingga ke depan Maluku sangat butuh peningkatan produksi dari perikanan budidaya yakni dari ekosistem bakau," jelasnya.

Salah satu wilayah yang punya kawasan ekosistem bakau terbesar di Maluku yakni di Kepulauan Aru. Di sana, terkenal dengan kepiting bakau Aru.

Menurut Asikin, 60 persen perikanan budidaya ada di Kepulauan Aru dengan kapasitas produksi 30.000 ton kepiting pertahun.

"Dengan begitu ada ini dapat menjadi kesempatan untuk Maluku," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ki Pinter Bedas, Inovasi Pemkab Bandung Kendalikan Inflasi dan Referensi Harga

Ki Pinter Bedas, Inovasi Pemkab Bandung Kendalikan Inflasi dan Referensi Harga

Regional
Oli Palsu AHM MPX 1 Terbongkar, Pelaku Mengaku Pakai Bahan Oli Bekas

Oli Palsu AHM MPX 1 Terbongkar, Pelaku Mengaku Pakai Bahan Oli Bekas

Regional
Bergaya Arsitektur Kolonial, Desain Pasar Jongke Solo Sesuai Arahan Gibran

Bergaya Arsitektur Kolonial, Desain Pasar Jongke Solo Sesuai Arahan Gibran

Regional
Terbongkar, Peredaran Ribuan Botol Oli Palsu AHM MPX 1 di Lampung

Terbongkar, Peredaran Ribuan Botol Oli Palsu AHM MPX 1 di Lampung

Regional
Ombudsman Kepri Ungkap Sejumlah Masalah Terkait PPDB SMA/SMK

Ombudsman Kepri Ungkap Sejumlah Masalah Terkait PPDB SMA/SMK

Regional
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Pesawat Wings Air Batal Terbang

Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Pesawat Wings Air Batal Terbang

Regional
Mengenal Lebih Dekat Sederet Layanan yang Tersedia di Aplikasi Tangerang LIVE

Mengenal Lebih Dekat Sederet Layanan yang Tersedia di Aplikasi Tangerang LIVE

Regional
Tekan Inflasi Pangan, Pemkot Tangerang Lakukan Gerakan Tanam Cabai 

Tekan Inflasi Pangan, Pemkot Tangerang Lakukan Gerakan Tanam Cabai 

Regional
Perjalanan Kasus Pembunuhan Waria di Kupang, Anak Anggota DPRD Divonis 10 Tahun Penjara, Ikut Pukuli Korban

Perjalanan Kasus Pembunuhan Waria di Kupang, Anak Anggota DPRD Divonis 10 Tahun Penjara, Ikut Pukuli Korban

Regional
Hendak Melerai Perkelahian, Linmas di Kupang Malah Dibacok hingga Terluka Parah

Hendak Melerai Perkelahian, Linmas di Kupang Malah Dibacok hingga Terluka Parah

Regional
Jumlah Jemaah Haji Debarkasi Solo Meninggal Terus Bertambah, Jadi 61 Orang

Jumlah Jemaah Haji Debarkasi Solo Meninggal Terus Bertambah, Jadi 61 Orang

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Oknum Polisi Terlibat Penyelundupan BBM Bersubsidi dari Kupang ke Timor Leste

Oknum Polisi Terlibat Penyelundupan BBM Bersubsidi dari Kupang ke Timor Leste

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com