Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bergaya Arsitektur Kolonial, Desain Pasar Jongke Solo Sesuai Arahan Gibran

Kompas.com - 05/07/2024, 11:11 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Gaya arsitektur kolonial tampak kental pada desain Pasar Jongke Solo. Desain tersebut merupakan permintaan Wali Kota Solo sekaligus Wakil Presiden (Wapres) Terpilih Gibran Rakabuming Raka.

Hal ini untuk memadupadankan dengan bangunan bersejarah di Kecamatan Laweyan sebagai tempat wisata Kampung Batik Laweyan.

Kepala Bidang (Kabid) Sarana Distribusi Perdagangan Dinas Perdagangan Solo, Joko Sartono menjelaskan, desain bangunan Pasar Jongke sesuai arahan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga: Pemkot Solo Mulai Pindahkan Pedagang dari Pasar Darurat ke Pasar Jongke Pekan Ketiga Juli

Menurut dia, bangunan pasar harus mampu menampung dua pedagang baik Pasar Jongko maupun pedagang dari Pasar Kabangan.

"Kalau kami ini Dinas Perdagangan hanya menyusun DED. Terkait penyusunan DED kami ada arahan dari pimpinan (Wali Kota Gibran Rakabuming). Intinya pasar harus bisa menampung semua pedagang Pasar Jongke maupun Kabangan. Karena akan menampung dua pasar," kata Joko kepada Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Jumat (5/7/2024).

"Kedua fasadnya waktu itu arahan beliau (Gibran) dekat dengan bangunan-bangunan kolonial wilayah Laweyan ini pesannya seperti itu. Kami dengan konsultan mencoba membuat desain ya seperti itu (kolonial). Pimpinan ok lanjutkan," sambung dia.

Menurut Joko, DED Pasar Jongke tersebut dibuat pada 2022.

"Pada saat berkontrak dengan konsultan kami minta arahan beliau. Ada dua arahan pokok satu, pasar harus menampung semua pedagang. Kedua beliau minta fasadnya dipadukan dengan bangunan-bangunan di sekitar situ karena ini akan menghidupkan kampung batik Laweyan. Harapannya menyatu," ungkap dia.

Pasar Jongke dibangun di atas lahan 1,7 hektar menggunakan anggaran bersumber APBN dengan nilai kontrak Rp 124 miliar.

Pembangunan pasar sudah mencapai 100 persen. Memiliki sebanyak 2.100 lapak terdiri kios, los dan oprokan. Lapak pedagang tersebut masing-masing tersebar di tiga lantai.

Pemkot berencana memindahkan pedagang dari pasar darurat ke bangunan yang baru pada pekan ketiga Juli atau setelah serah terima aset dari Kementerian PUPR.

"Nanti harus ada penyerahan asetnya dulu dari Kementerian PUPR ke Pemkot. Mungkin setelah itu kita bisa memasukkan pedagang. Minggu ketiga bulan Juli," kata dia.

Mengenai kapan Pasar Jongke diresmikan, kata Joko biasanya dilakukan setelah semua pedagang menempati dan menggunakan kios pasar yang baru untuk aktivitas jual beli.

"Biasanya kalau peresmian itu kan pedagang sudah aktivitas. Sudah menempati, sudah aktivitas jual beli. Perkiraan saya setelah sebulan baru normal seperti pasar yang lain," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com