Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Rob Tambaklorok Semarang, "Si Penyelamat" Ekonomi Warga yang Masih Perlu Diperkuat

Kompas.com - 19/06/2024, 05:15 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Tanggul setinggi 2 dan 3 meter tampak kokoh mengelilingi wilayah Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Tanggul penahan rob itu membentang sepanjang 3,6 km. 

Tanggul itu membatasi permukiman warga dengan laut. Layaknya penjaga, tanggul itu melindungi dua kampung di wilayah Tambaklorok, yakni Tambakrejo dan Tambakmulyo, dari serangan banjir rob.

Pembangunan tanggul memang diharapkan menjadi solusi banjir rob di Kota Lumpia. Diketahui, banjir rob seakan-akan menjadi makanan sehari-hari warga Pantai Utara Semarang. 

Banjir rob di Semarang tampaknya bukan hanya menjadi fokus pemerintah daerah, melainkan juga pemerintah pusat. 

Baca juga: Tuntaskan Masalah Rob di Tambaklorok, Wali Kota Semarang Bakal Kembangkan Wisata Bahari

Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi tanggul rob tersebut. Jokowi meninjau proyek tersebut usai shalat Idul Adha di Kota Semarang pada Senin (17/6/2024).

Jokowi mengatakan, tanggul Tambaklorok itu mampu menahan rob paling tidak sampai 30 tahun mendatang. Sehingga, masyarakat setempat tak perlu lagi mengkhawatirkan rob tahunan.

"Sepanjang 3,6 kilo untuk pengendalian rob yang ada di Tambaklorok dan juga penataan kampung nelayan. Saya kira dalam jangka 30 tahun minimal bisa menahan rob yang terjadi," ungkapnya.

 

Di Tambakrejo, panjang tanggul lebih kurang 1,8 km. Sementara sisanya, 1,8 km, mengitari Tambakmulyo.

Tanggul rob tahap satu yang memiliki ketinggian 2 meter, dibangun pada tahun 2016 hingga 2018. Sedangkan tanggul rob tahap dua yang memiliki ketinggian 3 meter, dibangun tahun 2022 sampai 2024.

"Si Penyelamat"

Suasana warga Tambaklorok Kota Semarang yang kerap terdampak rob kini memiliki tanggul rob untuk meminimalisir risiko banjir rob, Selasa (18/6/2024).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Suasana warga Tambaklorok Kota Semarang yang kerap terdampak rob kini memiliki tanggul rob untuk meminimalisir risiko banjir rob, Selasa (18/6/2024).
Di wilayah Tambaklorok itu terdapat sebanyak 2.250 kepala keluarga. Adanya tanggul tersebut membuat ribuan rumah terselamatkan dari rob yang kerap melanda wilayah itu.

Tak hanya selamat dari banjir rob, tanggul tersebut jadi penyelamat ekonomi warga. Pasalnya, warga Tambaklorok yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan mengaku semakin sulit mencari ikan. 

Hal ini seperti yang dialami warga setempat, Romdhon. Pria berusia 58 tahun itu merantau bersama orangtuanya dari Demak ke Tambaklorok Semarang sejak tahun 1970.

Dia sudah menjadi nelayan di Tambaklorok sejak usia 13 tahun. Sambil membereskan hasil tangkapan ikan asinnya, dia bercerita soal penghasilan nelayan yang semakin tak pasti. 

"Ini seember (ikan asin) Rp 20.000-Rp 30.000 aja belum tentu laku. Kemarin dapat Rp 170.000 kotor, belum sama bahan bakar. Kadang cuma cukup buat beli beras," katanya saat ditemui di tempat sandar perahu, Selasa (18/6/2024).

Beban ekonomi itu diperparah dengan adanya banjir rob yang sering melanda rumahnya. Dia harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk meninggikan fondasi rumah untuk menghalau rob. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Raih Penghargaan dari PBB untuk Penanganan Stunting, Mbak Ita Banjir Pujian dari Berbagai Pihak

Raih Penghargaan dari PBB untuk Penanganan Stunting, Mbak Ita Banjir Pujian dari Berbagai Pihak

Regional
Pemkot Semarang Raih Penghargaan Daerah Terinovasi dalam Pembangunan Keluarga 2024

Pemkot Semarang Raih Penghargaan Daerah Terinovasi dalam Pembangunan Keluarga 2024

Regional
Misteri Kematian Santriwati di Lombok Barat, Merengek Minta Pulang Sebelum Meninggal

Misteri Kematian Santriwati di Lombok Barat, Merengek Minta Pulang Sebelum Meninggal

Regional
Bertemu Nikson Nababan, Warga Karo Ungkapkan Kekagumannya

Bertemu Nikson Nababan, Warga Karo Ungkapkan Kekagumannya

Regional
Danau Beko di Tegal: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Danau Beko di Tegal: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus 5 Kali Hari Ini, Waspada Abu Vulkanik

Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus 5 Kali Hari Ini, Waspada Abu Vulkanik

Regional
Angka Perceraian Naik karena Hubungan 'Toxic', Didominasi Pasangan Muda

Angka Perceraian Naik karena Hubungan "Toxic", Didominasi Pasangan Muda

Regional
Kepala BKKBN: Keluarga Indonesia Tetap Bahagia meski Sedikit Miskin

Kepala BKKBN: Keluarga Indonesia Tetap Bahagia meski Sedikit Miskin

Regional
Bareskrim Periksa Mantan Gubernur Riau Terkait Dugaan Korupsi

Bareskrim Periksa Mantan Gubernur Riau Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Pemeran Pria Dalam Foto Syur Selebgram Ambon Ternyata Oknum Brimob

Pemeran Pria Dalam Foto Syur Selebgram Ambon Ternyata Oknum Brimob

Regional
Bos Distro 'Anti Mahal' Palembang Pembunuh Penagih Utang Ditangkap di Padang

Bos Distro "Anti Mahal" Palembang Pembunuh Penagih Utang Ditangkap di Padang

Regional
Nikson Nababan: Saya Enggak Kasih Uang Satu Rupiah Pun ke Masyarakat

Nikson Nababan: Saya Enggak Kasih Uang Satu Rupiah Pun ke Masyarakat

Regional
Janji Bisa Loloskan Seleksi Polri, Brimob Gadungan Buat Warga Palembang Rugi Rp 345 Juta

Janji Bisa Loloskan Seleksi Polri, Brimob Gadungan Buat Warga Palembang Rugi Rp 345 Juta

Regional
Capaian ISPS 99 Persen, Mbak Ita Raih Penghargaan Manggala Karya Kencana dari BKKBN

Capaian ISPS 99 Persen, Mbak Ita Raih Penghargaan Manggala Karya Kencana dari BKKBN

Regional
Salah Gunakan Izin Tinggal untuk Ikuti Turnamen Futsal, WN Malaysia Dideportasi

Salah Gunakan Izin Tinggal untuk Ikuti Turnamen Futsal, WN Malaysia Dideportasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com