SEMARANG, KOMPAS.com - Masih ada 825 kasus stunting di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Jumlah tersebut banyak mengalami penurunan jika dibandingkan awal 2023 yang mencapai 1.600 kasus.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta penanganan-penanganan dan pencegahan stunting masif dilakukan.
Baca juga: Masa Jabatan Kades Diperpanjang, Bupati Semarang Minta Tuntaskan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem
"Karena kita tahu stunting tidak bisa selesai sendiri, sehingga kita harus bersama sama. Karena namanya identifikasi stunting juga bisa dari berbagai macam," jelas Mbak Ita, sapaan akrabnya di Balai Kota Semarang, Kamis (13/6/2024).
Dia menjelaskan, angka stunting di Kota Semarang saat ini tinggal 825 kasus. Mbak Ita berharap ada inovasi berkelanjutan dari berbagai pihak, khususnya dinas kesehatan untuk terus berupaya menekan angka stunting.
“Ini sudah bulan Juni, saya minta ke Pak Hakam (Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang) harus 0 persen. Ini adalah kemauan kita bersama," ujar dia.
Mbak Ita meminta agar progam stunting tak hanya launching. Namun juga diimplementasikan dan dipraktikkan.
"Di sini kita harapkan inovasi-inovasi ini jangan hanya cuman launching (acara), tapi diimplementasikan, dipraktikkan,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam menerangkan, kegiatan penanganan stunting terus dilakukan dan terus ada evaluasi agar angka stunting di Kota Semarang turun.
Saat ini inovasi yang digencarkan adalah Layanan Pendamping Tubuh Kembang dengan Aplikasi Sayang Anak IoT Antropometri Guna Mewujudkan Semarang Zero Stunting (Lional Messi).
Inovasi ini diharapkan bisa memberikan penilaian kesehatan pada penderita stunting dengan mudah dan akurat. Alat ini nanti akan ditempatkan di setiap Puskemas di Kota Semarang,
“Lional Messi ini berdiri atau tiduran itu langsung akan keluar skornya. Karena saat menilai stunting, under weight itu akan perhitungan dengan skor,” bebernya.
Baca juga: Pj Gubernur Al Muktabar Canangkan Gerakan Serentak Cegah dan Tanggulangi Stunting Provinsi Banten
Selain mengembangkan inovasi, pihaknya juga terus bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk menciptakan produk-produk penanganan stunting berbasis digital.
Saat ini sudah ada robot stunting yang mampu menjelaskan keadaan atau kondisi kesehatan anak.
“Untuk robot stunting, punya Kominfo sama Udinus, dari hasil skor kemudian sama robot itu dibaca, masuk di stunting atau di under weight. Nanti kemudian robot akan menjelaskan hasilnya, maka harus ikut posyandu setiap hari, harus mendapatkan PMT tiap bulan,” imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.