BANGKA, KOMPAS.com - Jamaludin (40) sudah bertugas sebagai relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kepulauan Bangka Belitung selama 18 tahun.
Ia merupakan angkatan pertama yang direkrut bersama puluhan relawan lainnya. Para anggota Tagana dipilih dari perwakilan komunitas dan kelompok masyarakat yang memiliki kepedulian pada kegiatan sosial.
Baca juga: Kisah Arif, Lulus S2 Cumlaude dari UGM Hanya 1 Tahun
Jamaludin merupakan utusan dari komunitas radio RAPI Pangkalpinang. Selama bertugas di Tagana, Jamaludin berperan aktif dalam misi kemanusiaan di daerah maupun di luar daerah.
Baca juga: Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia
"Kami masuk Tagana angkatan pertama tahun 2006. Berbagai kegiatan tanggap darurat, bencana alam, hingga pesawat jatuh sudah dilewati," kata Jamaludin saat berbincang dengan Kompas.com di Pangkalpinang, Minggu (28/4/2024).
Saat ini, Jamaludin bertugas sebagai Tagana tingkat Madya bidang manajemen shelter. Ia bertugas dalam penyediaan tempat pengungsian, posko, dan hunian sementara.
"Kalau di Bangka Belitung paling banyak korban puting beliung dan banjir yang kami tangani. Bantuan tanggap darurat tahap pertama itu dari kami Tagana," ujar ayah tiga anak itu.
Bergerak ke lokasi bencana pun, tim Tagana tidak mengenal waktu. Bisa pagi, siang, bahkan tengah malam.
Beruntung, saat ini mereka telah didukung kendaraan operasional dari dinas sosial.
Selain itu, ada juga tim gabungan dari BPBD yang turut serta bergerak ke lokasi.
Selama bergabung di Tagana, Jamaludin sudah merasakan suka duka.
Sukanya, ada kepuasan saat bisa membantu orang yang sedang tertimpa musibah.
Sedangkan dukanya karena harus meninggalkan keluarga dengan waktu yang tidak menentu.
Selain itu, risiko kecelakaan hingga kematian membayangi para anggota Tagana.
Apalagi dalam kondisi bencana, situasi bisa berubah setiap saat. Kondisi banjir dan puting beliung, kata Jamaludin, termasuk yang harus diwaspadai.
Bisa saja anggota terjebak arus banjir dan tertimpa puing bangunan yang rusak.