Sementara itu Robertus menjelaskan, penelitian tersebut membutuhkan waktu dua bulan lebih asejak Januari sampai 23 Maret 2024.
Tahapannya, pertama, meneliti kandungan biji asam lalu mengolah biji asam menjadi tepung. Selanjutnya tepung diolah menjadi kue kering.
"Lalu kami membuat pembanding untuk menentukan resep mana yang lebih cocok untuk dijadikan kue kering,” jelas Robert.
Dia mengungkapkan, ada tiga kandungan di dalam biji asam yang sama dengan kandungan dari gandum sebagai bahan baku pembuatan tepung terigu.
Kandungan itu yakni protein, lemak dan karbohidrat. Protein dan lemak lebih tinggi pada biji asam, sedangkan karbohidrat lebih tinggi pada gandum.
Dia juga menambahkan, keduanya memilih meneliti biji asam karena sebagai salah satu upaya memanfaatkan bahan lokal. Sebab, di Indonesia tidak ada gandum.
Yopiana dan Robertus mengaku senang sebab melalui penelitian itu bisa menghasilkan inovasi baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.