KOMPAS.com - IN, ibu rumah tanggal di Lubuklinggau, Sumatera Selatan diamankan polisi karena membuang bayi yang baru dilahirkan ke dalam sumur yang terbengkalai pada Kamis (14/1/2024).
Awalnya, IN mengaku membuang bayinya karena mendapat bisikan gaib.
Namun setelah diperiksa ulang, IN menyebut nekat membuang bayinya karena takut tak bisa membelikan susu.
Sumur yang digunakan untuk membuang bayi berada di Kelurahan Taba Lestari, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau.
Baca juga: Bukan Bisikan Gaib, Ibu di Lubuklinggau Buang Bayinya ke Sumur karena Takut Tak Bisa Belikan Susu
Warga Kecamatan Lubuklinggau Timur I ini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polres Lubuklinggau.
IN mengaku membuang bayinya ke dalam sumur sebagai bentuk kekecewaan kepada suaminya yang tidak pernah memberikan nafkah kepadanya.
"Saya kecewa dengan suami saya (LM) selama menikah tidak pernah memberi nafkah sama sekali, termasuk saat saya hamil," ungkap dia pada wartawan, Senin (18/3/2024).
Setelah peristiwa ini terjadi, ia mengaku minta maaf kepada keluarganya, karena atas perbuatannya seluruh keluarganya menjadi malu.
"Saya bingung anak saya masih kecil-kecil, nanti kalau lahir akan jadi beban saya, saya akhirnya hilang pikiran," tambahnya.
Baca juga: Mengaku Dapat Bisikan Gaib, Ibu di Lubuklinggau Buang Bayinya ke Sumur
Kasat reskrim Polres Lubuklinggau, AKP Hendrawan melalui KBO Reskrim Iptu Suroso membenarkan pelaku mengaku tega melakukan pembunuhan pada bayi yang dilahirkan karena merasa takut anaknya jadi beban.
"Alasannya karena motif ekonomi, pelaku merasa repot anaknya itu tidak ada yang mengurusnya, dan tak akan mampu membelikan anaknya susu," ungkapnya.
Pasalnya apabila anak itu lahir nanti, dikhawatirkan akan menjadi beban karena dua anaknya dari hasil pernikahan pertamanya masih kecil-keci
Bahkan anak keduanya belum berusia dua tahun dan masih menyusui. Karena alasan itu, IN gelap mata dan memilih membuang bayi yang baru dilahirkan.
"Anak dari suami pertamanya itu juga masih menyusui, kalau anaknya nanti lahir berarti double, merasa tidak mampu membelikan susu, Jadi timbul niatnya karena tak akan mampu membiayai," ujar Suroso.
Baca juga: Seorang Ibu Buang Bayi yang Baru Dilahirkannya ke Dalam Sumur
Menurur Suroso, pernikahan IN dan suaminya, LM hanya berjalan tiga bulan. Mereka kemudian pisah ranjang karena kerap cekcok.