"Kami hanya pasrah saja dengan kondisi ini. Mau bagaimana lagi? Saya sendiri berjuang supaya anak-anak bisa makan dan tetap sekolah," tegasnya.
Mama Maria juga mengakui bahwa dia tidak mampu memperbaiki gubuknya yang telah reyot dan tidak layak huni.
Suaminya telah lama merantau ke Kalimantan. Telah lama juga pria itu tidak mengiriminya kabar, apalagi uang untuk kehidupan ketiga anaknya.
“(Bingung) Mau perbaiki rumah atau beli makan sehari-hari. Mau makan saja kami ini susah,” ujar Mama Maria.
Untuk makan sehari-hari, lanjutnya, Mama Maria bekerja membersihkan kebun milik orang lain dengan upah Rp 25.000 per hari. Dengan uang itulah Mama Maria membeli beras dan kebutuhan pokok lain untuk anak-anaknya.
Namun, tak setiap hari pemilik kebun meminta jasanya. Itu artinya, tidak setiap hari juga Mama Maria bisa membeli bahan pangan untuk mengisi empat perut di gubuk reyotnya.
Kompas.com mengajak pembaca untuk membantu Mama Maria. Uluran tangan Anda dapat disalurkan dengan cara klik di sini
“Ya, kalau tidak dapat harian berarti tidak bisa beli beras. Kalau tidak ada uang beli beras, terpaksa saya harus pergi ngemis "bon" di kios. Kadang juga pergi ke keluarga. Kalau itu juga tidak ada, kami makan apa saja yang ada, makan ubi, intinya perut kenyang,” ucap Mama Maria sambil tak kuasa menahan air matanya.
Mama Maria mengatakan, keluarganya memang terdaftar sebagai penerima bantuan sosial (Bansos) melalui Program Keluarga Harapan (PKH).
Baca juga: Culik dan Lecehkan Penumpang, Tukang Becak di Medan Ditangkap
Akan tetapi, dia menyatakan bahwa jumlah bantuan yang diberikan tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
"Paling besar Rp 150.000. Jumlah ini tidak cukup untuk kebutuhan kami," ungkapnya.
"Semoga ada orang baik yang bisa membantu dan peduli dengan keadaan kami. Semoga pemerintah yang di atas juga bisa melihat penderitaan keluarga saya," tutur Mama Maria.
"Mohon bantu keluarga kami," pungkasnya.
Kompas.com mengajak pembaca untuk membantu Mama Maria. Uluran tangan Anda dapat disalurkan dengan cara klik di sini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.