Hal tersebut membuat keningnya kapalan dan terlihat bengkak.
Ibu Bimo, Wiwik bercerita bahwa kegemukan yang dialami anaknya lebih disebabkan jajanan manis berkarbohidrat tinggi.
"Kalau pola makannya padahal normal pagi, siang, sore dengan porsi biasa. Tapi jajanannya yang ngak kehitung, seperti humburger, roti-rotian dan junk food," kata dia.
Baca juga: Pasien Obesitas 230 Kg Ditangani Tim Dokter RSUD Kabupaten Tangerang
"Yaa itu lo dia sering lihat promo makanan di handphone, kalau ada yang murah menarik langsung beli," tambah dia.
Kesulitan lain yang dialami anaknya saat hendak buang air. Karena untuk pergi ke kamar mandi yang berjarak pendek, nafasnya ngos-ngosan seperti melakukan olahraga berat.
Saat merawat Bimo, ia mengaku perlu ekstra kesabaran karena sikp Bimo seperti anak kecil. Ketika keinginannya tidak kesampaian seperti minta dibelikan makanan, Bimo bisa saja mengamuk.
"Jadi saya harus pelan-pelan dan ngasih penjelasan yang panjang. Awal masuk rumah sakit ngamuk karena ruangannya panas dan disi banyak pasien.
Terkait biaya rumah sakit, Wiwik mengaku selama ini mengandalkan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
"Untuk mendapatkan kartu KIS ini juga ada ceritanya, dulu Bimo posting keadaannya di media sosial MIK Semar. Kemudian direspon oleh bu Lurah dan dibuatkan kartu KIS," kata dia.
"Jadi BPJS jalur mandirinya dinonaktifkan karena kalau dua kartu ngak bisa, dan ini diminta untuk BPJS nya kembali diaktifkan karena KIS limitnya hampir habis, " Kata Wiwik.
Untuk biaya lain-lain Wiwik mengandalkan berjualan gorengan di depan rumah Rejosari 8 No 2, RT7 RW10 Kelurahan Rejosari, Semarang Timur.
Kini mata pencahariannya itu terpaksa ditinggalkan sementara waktu menunggu Bimo keluar dari rumah sakit.
Suaminya seorang tentara meninggal saat Bimo duduk di bangku SMP atau pada tahun 2007 lalu akibat penyakit stroke.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pria Obesitas Berbobot 300 Kilogram asal Semarang Meninggal Dunia, Didiagnosa Sakit Selulitis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.