“Sebagai contoh, jika kalian mendapatkan informasi mengenai keburukan salah satu capres yang dibagikan melalui media sosial, pastikan melakukan verifikasi menggunakan informasi sejenis dari berbagai sumber informasi yang ada sebelum mempercayai dan meneruskannya,” tandasnya.
Lima tahapan selanjutnya dijelaskan pegiat media sosial, Musliadi. Yakni evaluasi.
Meski sudah verifikasi hingga mendapatkan informasi politik yang sudah akurat dan bukan berupa hoaks politik, sebaiknya masyarakat mampu menahan keinginan untuk berbagi informasi kepada pengguna media sosial lainnya.
“Mengapa? Karena tidak semua informasi yang akurat akan bermanfaat bagi orang lain,” jelasnya.
Tahapan selanjutnya distribusi. Bertindak cerdas dalam bermedia sosial ditunjukkan melalui kemampuan mendistribusikan informasi. Masyarakat boleh mendukung calon yang didukung, namun kecerdasan, kehati-hatian, dan memberikan kepada pihak lain harus ditunjukkan.
“Sebab apa pun yang sudah disebarkan dan terpublikasi melalui akun media sosial akan terdokumentasi dan berdampak di masa depan,” tutur Musliadi.
Berikutnya tahapan produksi, selain menjadi pembaca cerdas, masyarakat juga dituntut menjadi pembuat konten yang cerdas.
Dalam pertarungan informasi politik yang ada saat ini, masyarakat dituntut tidak hanya menjadi pembaca yang cerdas.
“Namun harus bisa menjadi pembuat konten informasi guna melawan dan mengatasi informasi hoaks politik yang beredar dalam dunia digital,” ajak musliadi.
Kemudian tahapan partisipasi, masyarakat harus mampu menjadi bagian dari pemberantasan hoaks. Berpartisipasi dalam literasi digital hoaks politik berarti menyampaikan pengetahuan kritis tentang bahaya hoaks politik kepada orang lain.
“Seperti yang sedang kita lakukan saat ini, kalian juga dapat menyampaikan pengetahuan berdasarkan menyebarkan fakta riil tentang kondisi riil untuk melawan hoaks politik,” ungkapnya.
Terakhir tahapan kolaborasi, Hoaks politik akan semakin sulit dilawan jika tidak ada tindakan kolektif untuk bersama-sama bergerak menghentikan penyebarannya.
“Tindakan kolektif ini tentu saja bermula dari partisipasi aktif setiap individu dalam upayanya untuk tidak meneruskan pesan hoaks politik dan ikut melaporkannya,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.