Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Truk Batu Bara Demo di Rumah Dinas Gubernur Jambi, Minta Jalan Nasional Bisa Dilalui Lagi

Kompas.com - 09/01/2024, 15:25 WIB
Suwandi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com- Sejumlah sopir angkutan batu bara menggelar aksi demo di depan Rumah Dinas Gubernur Jambi pada Senin (8/1/2024) sampai 22.00 WIB.

Mereka menuntut pembukaan jalan nasional agar mereka dapat mengangkut batu bara kembali.

Dalam demo tersebut sekitar 2.000 sopir berkumpul dan memarkirkan truk batu bara di halaman rumah dinas, sehingga membuat kemacetan cukup parah.

Baca juga: Diduga Sakit, Sopir Truk Batu Bara di Lubuk Linggau Meninggal Saat Konvoi

Sebelumnya pemerintah dengan tegas telah menutup akses jalan nasional untuk operasi angkutan batu bara terhitung 1 Januari 2024.

"Pasca-penutupan ini banyak sopir sudah mengeluh, tidak punya pemasukan. Anak-anak mau bayar uang sekolah dan kuliah. Belum lagi harus bayar sewa rumah dan kredit mobil," kata Ketua Komunitas Sopir batu bara (KS Bara), Tursiman melalui sambungan telepon, Selasa (9/1/2024).

Ia mengatakan dampak penutupan lebih dari sepekan ini sangat memukul perekonomian para sopir. Total sopir asli Jambi lebih dari 5.000 orang.

Para sopir merasa pemerintah hanya menutup sebagian akses angkutan batu bara. Untuk angkutan batu bara menuju Bengkulu dan Sumatera Barat tetap beroperasi.

Sedangkan untuk yang di Jambi, angkutan batu bara jalur sungai tetap boleh melintas.

"Gubernur harus memberikan rasa adil. Jangan ada sopir yang boleh bekerja dan ada yang tidak. Kalau ke Bengkulu dan Sumatera Barat mengapa boleh? Mereka juga gunakan jalan nasional," kata Tursiman.

Baca juga: Macet Panjang di Jambi karena Truk Batu Bara yang Tak Kunjung Tuntas

Untuk itu, sopir meminta penutupan secara menyeluruh aktivitas di Jambi, agar memberikan rasa keadilan.

Terkait solusi dari gubernur akan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) selama tiga bulan, para sopir mengatakan hal tersebut bukan solusi, karena sifatnya hanya sementara.

"Kita mau solusi jangka panjang. Sopir ini bukan mau hidup 2-3 bulan saja. Tapi untuk waktu lama, kebutuhan dasar sopir seperti kredit mobil, sewa rumah dan biaya anak sekolah, tidak akan bisa tercover oleh BLT," kata Tursiman.

 

Penutupan akses jalan nasional pada dasarnya adalah upaya pemerintah untuk menekan perusahaan batu bara, agar membuat jalan khusus batu bara yang telah belasan tahun tak kunjung terealisasi.

Untuk solusi menjelang pembuatan jalan khusus batu bara, Gubernur Jambi, Al Haris telah menyiapkan skema bantuan langsung tunai (BLT) selama 3 bulan.

"Kami sudah menyiapkan bagi sopir angkutan batu bara yang terdampak langsung akan kami bantu melalui BLT," kata Al Haris.

Baca juga: Di Depan Mahasiswa, Anies Janji Berantas Tambang Ilegal di Jambi

Sementara untuk besaran BLT yang akan dikucurkan pemerintah akan menghitung dahulu besaran anggaran yang diperlukan untuk sopir angkutan batu bara yang terdampak.

Terkait jumlah sopir batu bara yang akan mendapatkan bantuan itu, Haris menegaskan bahwa jumlahnya berkisar empat ribuan orang.

Sepekan yang lalu, Gubernur Jambi, Al Haris dan DPRD Provinsi Jambi, TNI/Polri lalu pihak kejaksaan telah meneken kesepakatan bersama pada 1 Januari 2024.

Kesepakatan itu berisi pernyataan bahwa kendaraan pengangkutan pertambangan batu bara yang menggunakan jalan umum dilarang beroperasi di ruas jalan nasional untuk mulut tambang dari Kabupaten Merangin, Bungo, Tebo, dan Sarolangun.

Dari lokasi itu, truk mengangkut batu bara menuju Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Pelabuhan Talang Duku dan Pelabuhan Niaso.

Angkutan batu bara dilarang menggunakan jalan umum untuk ruas jalan Sarolangun-Batanghari-Pijoan-Simpang Rimbo-Pal 10-Lingkar Selatan- Simpang 46-Pelabuhan Talang Duku dan Niaso.

Baca juga: Marak Pelemparan Batu di Muara Enim, Sopir Truk Batu Bara Takut Melintas

Mulut tambang dari Sungai Bahar-Desa Pelempang Muaro Jambi dilarang menggunakan jalan umum dari mulut tambang hingga TUKS begitu juga yang berasal dari Sungai Gelam, Muaro Jambi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com