JAMBI, KOMPAS.com- Macet total karena angkutan batu bara di jalan lintas Sarolangun-Tembesi kembali terjadi sampai belasan kilometer sejak malam sampai waktu fajar.
Kemacetan biasanya terjadi di ruas jalan Tembesi-Simpang Sridadi karena perbaikan jalan dengan sistem sistem pengecoran.
Sistem buka tutup pun diberlakukan karena hanya satu lajur jalan yang dapat digunakan. Dampaknya titik kemacetan semakin banyak.
Dua hari belakangan kemacetan terjadi di Kelurahan Durian Luncuk, Kecamatan Batin 24, Kabupaten Batanghari.
Kompas.com pun pernah terjebak di kemacetan yang sudah terjadi sejak malam sampai pukul 05.00 WIB.
Mobil angkutan batu bara menguasai lajur kiri dari arah Sarolangun menuju Jambi, sejak jembatan dua Durian Luncuk, sampai melewati Desa Jebak.
Kendaraan yang terjebak kemacetan rata-rata sopir travel, angkutan ikan, dan kendaraan pribadi.
Kemacetan baru terurai setelah sebagian besar angkutan batu bara memasuki kantong parkir.
"Kemacetan terjadi karena angkutan batu bara melanggar jam operasional. Mereka sudah keluar dari mulut tambang, sebelum jam operasional yang dibolehkan," kata Iptu Agung Prasetyo Soegiono melalui sambungan telepon, Senin (4/12/2023).
Baca juga: Susahnya Mendapat Solar di Jambi, Antrean Mengular, Tidur di SPBU, dan Perkelahian Antar-Sopir
Ia mengatakan sesuai aturan dari Polda Jambi yang sudah diberlakukan sejak 18 November 2023, operasi angkutan batu bara dapat berjalan dengan sistem ganjil genap, dengan volume maksimal 4.000 truk ketika malam.
Pelanggaran sopir angkutan batu bara, karena sudah keluar mulut tambang sebelum jam operasional. Seharusnya, truk batu bara dari Sarolangun baru boleh keluar pada pukul 19.00 WIB.
"Banyak angkutan batu bara dari Sarolangun yang keluar sebelum jam operasional," kata Agung.