JAMBI, KOMPAS.com - Sebagian besar sopir di Jambi mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak jenis solar. Untuk mendapatkan minyak subsidi ini, banyak sopir truk yang terkadang memilih bermalam di SPBU.
Berangkat dari persoalan kelangkaan BBM Solar, Kompas.com melakukan penelusuran dengan memantau seluruh aktivitas di SPBU, dari Jambi sampai Merangin.
Jumlah mobil yang mengantre di setiap SPBU beragam. Di SPBU Sungai Buluh, Batanghari misalnya, antrean mobil meluber ke jalanan hingga ratusan meter.
"Minyak langka sekarang. Aku tidur di SPBU biar dapat minyak, itupun nggak ada kepastian bisa dapat atau tidak, yang antre itu sudah ratusan mobil," kata Muhadir sopir truk, Sabtu (2/11/2023).
Baca juga: Polda Jateng Bongkar Penimbunan Solar Subsidi di Brebes, Pertamina Apresiasi Komitmen Polri
Muhadir mengatakan, kelangkaan BBM solar sebenarnya sudah sering terjadi. Namun baginya, kali ini adalah yang terparah karena sampai membuat kemacetan di jalan nasional.
Tak jarang, Muhadir tidak kebagian jatah solar meski sudah mengantre berjam-jam. Misalnya, dia mengantre sejak sore dan saat tiba giliran di malam hari ternyata minyak sudah habis.
Kalau seperti ini, mau tidak mau dia terpaksa menginap di SPBU bersama sopir lainnya demi mendapat solar.
"Kadang mau nangis aku. Sudah berjam-jam antre, sudah masuk di SPBU, solarnya habis. Terpaksa itu bermalam," kata Muhadir.
Sementara Guntoro, penjual minyak solar eceran mengatakan, sejak 2-3 hari belakangan solar sulit didapat.
Antrean solar mengular dan terkadang ada aksi serobot antrean di SPBU.
"Nggak tau siapa bekingnya. Ada yang main serobot aja. Banyak sopir marah akhirnya baku hantam," kata Guntoro.
Saat Kompas.com menelusuri jalanan Jambi, kebetulan mobil berbahan bakar solar yang digunakan kritis.
Akhirnya Kompas.com membeli 10 liter solar eceran dengan harga Rp 10.000 per liter, untuk menuju Sarolangun dari Kabupaten Batanghari.
Karena minyak eceran mahal dan khawatir ada campuran minyak ilegal, mobil yang ditumpangi Kompas.com hendak membeli dexlite dengan harga Rp 15.700 per liter. Sayang, SPBU Batin 24 yang didatangi sedang mengalami pemadaman lampu.
"Maaf bang. Lampu padam jaringan kita hilang, jadi nggak bisa pakai aplikasi my pertamina. Boleh mencari minyak di tempat lain," kata petugas SPBU, bernama HR.