Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Oleh-oleh Khas Jambi, Salah Satunya Jenis Dodol

Kompas.com - 07/10/2023, 23:06 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Provinsi Jambi memiliki sejumlah oleh-oleh khas Jambi yang dapat dibawa pulang oleh para pelancong.

Oleh-oleh khas Jambi juga menggambarkan kekayaan alam setempat karena kebanyakan dibuat dari bahan baku di Jambi.

Ragam oleh-oleh tersebut bahkan ada yang bertahan lebih dari satu bulan.

Berikut ini adalah oleh-oleh khas Jambi.

Oleh-oleh Khas Jambi

1. Gelamai Perentak

Gelamai Perentak adalah dodol yang terkenal di Kabupaten Merangin, Jambi.

Gelamai adalah sebutan lain untuk dodol. Perentak adalah wilayah di Sarolangun asal pembuat gelamai.

Perbedaan gelamai dengan dodol lainnya adalah rasanya yang khas.

Pembuatan gelamai masih menggunakan kuali besi yang dibakar menggunakan kayu karet.

Baca juga: 6 Oleh-oleh Serba Manis Khas Jambi, Ada Dodol Kentang

Gelamai dibungkus menggunakan anyaman umbai sehingga terlihat indah dan khas.

Makanan khas ini yang dibuat tanpa bahan pengawet dan dapat bertahan tiga hingga empat bulan asal tidak kena panas.

Gelamai perentak adalah salah satu oleh-oleh khas Jambi. jambi.tribunnews.com/Teguh Suprayitno Gelamai perentak adalah salah satu oleh-oleh khas Jambi.

2. Dodol Kentang

Dodol kentang adalah camilan khas di Kabupaten Kerinci. Wilayah Jambi merupakan salah satu pusat penghasil tanaman kentang.

Rasa dodol kentang lebih gurih dengan tekstur lembut, tidak lengket, dan tidak terlalu kenyal.

Dodol kentang yang mulai dikenal sekitar 1995 dibuat dari kentang jenis granola kualitas prima yang di tanam di lereng Gunung Kerinci.

Dodol kentang yang dibuat tanpa bahan pengawet dapat bertahan hingga satu bulan.

3. Dodol Nanas

Dodol nanas merupakan produk andalan Jambi. Dodol Nanas banyak diolah menjadi oleh-oleh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Regional
Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Regional
Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Regional
Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Regional
Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Regional
Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Regional
Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Regional
Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Regional
Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Regional
Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Regional
Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Regional
Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Regional
Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Regional
Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Regional
Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com