Sementara itu juru bicara (jubir) Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, mengatakan saat Aceh dan Sumut terpilih menjadi tuan rumah pada 2020 lalu sudah sepakat untuk menanggung anggaran pelaksanaannya.
“Sebagai tuan rumah Aceh-Sumut berjanji siap menanggung anggaran pelaksanaan, itu memang sharing yang kita sepakati dulu, dan komitmen itu tentu harus kita jaga,” katanya saat dikonfirmasi.
Dijelaskan MTA, anggaran Rp 1,2 triliun itu sebenarnya bukanlah pengguanaan APBA melainkan akumulasi estimasi anggaran pelaksanaan PON di Aceh yang belum tercukupi.
“Yang harus kita pahami sebenarnya Rp 1,2 triliun itu bukanlah penggunaan APBA, dan anggaran Rp 1,2 triliun tersebut saat ini sedang dihitung fix oleh PB-PON,” ujarnya.
Baca juga: Nazam Aceh, Tradisi Lisan yang Nyaris Punah di Era Digital
MTA menyebutkan, sumber anggaran 1,2 triliun itu nantinya berasal dari beberapa sumber seperti sponsor, penjualan tiket, parkiran dan dari pusat.
“Sebagai tuan rumah Aceh tentu juga akan ada shearing, karena ini memang event nasional yang kita jemput sama-sama dengan Sumut pada 2020 lalu,” tuturnya.
Di sisi lain, MTA mengungkapkan, Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya juga direncanakan akan dibangun baru sama seperti halnya Sumut. Karena lokasi di yang sama, maka disebut rehab berat.
“Pembangunan stadion di Aceh sebenarnya bangun baru juga, Stadion Lhong Raya itu dirobohkan dan dibangun yang baru. Disebut rehab berat, itu cuma istilah administrasi pembangunan saja,” ucapnya.
“Yang dirobohkan struktur-struktur yang kena reviltalisasi. Ini revitalisasi besar-besaran terhadap Stadion Lhong Raya,” tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.