LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Assalamualaikum Warahmatullah. Jaroe Dua Blah Ateuh Jeumala (dua jari tangan di atas kepala). Jaroe Lon Siploh Diateuh Ulee (10 jari di atas kepala). Meuah Lon Lake Bak Kawom Dumna (saya minta maaf untuk seluruh saudara).
Itu adalah penggalan nazam Aceh yang paling populer di Provinsi Aceh. Tradisi lisan ini nyaris punah di Aceh. Nazam atau puisi Aceh disebut-sebut berasal dari Parsi atau Parsia.
Salah seorang pegiat Nazam Aceh, Ayi Jufridar menyebutkan, nazam kini nyaris punah.
“Sudah tidak ada event sama sekali tentang nazam,” terang Ayi kepada Kompas.com, Selasa (19/9/2023).
Baca juga: Maudu Lompoa, Tradisi Maulid Nabi di Kabupaten Takalar
Ayi mengatakan, dahulu saat radio swasta dan radio amatir berjaya, saban hari diputar siaran nazam. Bahkan saling berbalas pantun antar pendengar. Bahkan, sesekali digelar lomba nazam.
“Saya rasa itu puncak kejayaan nazam Aceh. Setiap malam ada program siaran nazam. Ini sungguh seru, saling berbalas puisi antar pendengar,” terang Ayi.
Dia menyebutkan, nazam Aceh berbeda dengan puisi Indonesia pada umumnya. Nazam tidak mesti menggunakan bersajak AB-AB. Namun, bisa pula menggunakan padanan di awal atau akhiran kalimat setiap bait puisi.
“Unsur memadu madankan awalan dan akhiran sangat kental di nazam Aceh,” katanya.
Isi dari Nazam Aceh umumnya bersifat nasihat.
“Kental dengan pendekatan Islam, misalnya masalah fiqih, dan lain sebagainya. Sebagian juga berisi nasihat,” terangnya.
Baca juga: Baayun Maulid, Tradisi Maulid Nabi di Kalimantan Selatan
Sejumlah refrensi menyebutkan, salah satu kitab nazam tertua yaitu akhbarul na’im (kabar yang nikmat) karya Syekh Abdussalam atau Teungku Dicumcum tahun 1269 hijriah setebal 385 halaman.
Isi kitab ini nasihat kehidupan mulai dari kandungan, lahir, anak-anak, remaja, menikah, hingga memiliki cucu dan meninggal dunia. Semua itu disampaikan penuh syair dan puitik.
“Perlu upaya serius untuk melestarikan nazam. Jika tidak, maka tradisi ini akan hilang dengan sendirinya,” pungkas Ayi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.