Kiprah Wayang Orang Ngesti Pandowo memang patut diacungi jempol. Pasalnya, Ngesti Pandowo kerap mendapat penghargaan dari berbagai pihak. Salah satunya, dari Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno.
Bahkan, pada masa itu Ngesti Pandowo seringkali diundang ke Istana Presiden untuk mengisi acara-acara penting, hingga menghibur tamu dari mancanegara.
"Waktu tahun 1962 kami dapat penghargaan Wijayakusuma dari Pak Soekarno. Dari situ, wayang orang Ngesti Pandowo bertambah giat dan lebih semangat," ucap Djoko.
Sejak tahun 1994 hingga kini, Ngesti Pandowo berpindah tempat di Gedung Ki Narto Sabdo, tepatnya di Kompleks Taman Budaya Raden Saleh (TBRS). Di gedung warna hijau itulah, mereka melakukan pentas setiap hari Sabtu malam.
Bukan tanpa alasan Ngesti Pandowo melakukan hal tersebut. Djoko mengaku, ingin tetap menghidupkan kesenian wayang orang dan menjaga kebudayaan asli Indonesia satu ini.
Meski harus tertatih-tatih, Djoko dan sekumpulan Wayang Orang Ngesti Pandowo akan tetap berkarya dengan giat.
"Dulu kita pernah dapat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), tapi terakhir pada tahun 2014. Kemudian sejak tahun 2015 sampai sekarang, kita tidak dapat bantuan, jadi benar-benar mandiri," ungkap dia.
Di samping itu, Djoko mengatakan, bertahannya Wayang Orang Ngesti Pandowo hingga saat ini didukung kegiatan swadaya dari para pemain, penjualan tiket, ataupun undangan dari sejumlah acara.
"Betul-betul mandiri, hanya dari hasil penjualan tiket. Itupun belum bisa menutup kebutuhan. Kursi hanya 100, kalau penonton full dan beli tiket Rp 30 ribu, hasilnya Rp 3 juta. Padahal biaya produksi lebih dari itu," ungkap dia.
Meski demikian, Djoko mengaku, semangat dan jiwa para pemain Wayang Orang Ngesti Pandowo selalu mengembara.
Sehingga, mereka berusaha menghibur masyarakat dengan penampilan terbaik, meski tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.
"Kami masih optimistis dan eksis, karena anak-anak wayang semangatnya luar biasa. Itulah modal utama. Semangatnya tinggi, jiwa seninya juga tinggi. Jadi tidak memandang honor," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.