Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Bulan Penyanderaan Pilot Susi Air, Negosiasi Terus Dilakukan

Kompas.com - 07/09/2023, 16:46 WIB
Dhias Suwandi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Keberadaan pilot Susi Air Philip Mark Merthens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, sejak 7 Februari 2023, hingga kini belum diketahui.

Sejak disandera, pilot berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut terus dibawa berpindah-pindah di wilayah pegunungan yang letak ketinggiannya lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Tercatat, Egianus dan kelompoknya pernah membawa Kapten Philip ke Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, yang berbatasan langsung dengan Nduga. Selain itu, Egianus diyakini juga sempat membawa Philip ke Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Baca juga: Sosok Ganti Gwijangge, Orang Terdekat Egianus Kogoya yang Tewas Saat TNI Sergap Markas KKB

Penegakan hukum dan negosiasi

Pada bulan pertama kasus tersebut ditangani, pihak TNI sempat menunjuk Brigjen J.O Sembiring yang saat itu menjabat Danrem 172/PWY sebagai Komandan Komando Pelaksana Operasi (Dankolakops) penyelamatan Kapten Philip.

Sementara dari pihak kepolisian, penanganan kasus tersebut dilakukan oleh Satgas Damai Cartenz 2023 di bawah pimpinan Kombes Faizal Ramadhani.

Baca juga: Video dan Surat KKB Selama 6 Bulan Menyandera Pilot Susi Air, Salah Satunya Ungkap Kerinduan Philip

Selain operasi penegakan hukum, proses negosiasi juga dilakukan di bawah koordinasi Kapolda Papua dan Pangdam XVII/Cenderawasih.

Berbagai pihak pun dilibatkan dalam upaya persuasif tersebut, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga kerabat dari Egianus Kogoya pun diturunkan untuk membuka komunikasi dengan para penyandera.

Negosiasi terus berjalan

Setelah tujuh bulan belum membuahkan hasil maksimal, upaya negosiasi untuk membebaskan Kapten Philip tetap terus dilakukan.

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri memastikan bahwa tidak ada batasan waktu dalam proses tersebut karena semua pihak menginginkan agar sang pilot bisa kembali dalam keadaan selamat.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri.
ANTARA/EVARUKDIJATI Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri.
"Untuk (negosiasi pembebasan) pilot kita tidak tergesa-gesa, tentu penuh kehati-hatian dan ketelitian, semua sumber yang didapat di lapangan kita lakukan pendalaman secara cermat," ujarnya di Jayapura, Kamis (7/9/2023).

Fakhiri mengingatkan bahwa sosok Egianus Kogoya dikenal sebagi seorang kriminal yang cukup sadis dengan daftar kejahatan yang panjang.

Saat menyandera Philip, Egianus membunuh seorang anak di Distrik Kuyawage, pada awal Maret 2023.

Baca juga: 6 Bulan Penyanderaan Pilot Susi Air oleh KKB Egianus Kogoya

Karenanya, Fakhiri tidak menginginkan jatuhnya korban jiwa dari pihak aparat keamanan dan juga warga sipil.

"Yang paling penting kita melakukan pendekatan supaya tidak ada lagi korban-korban tambahan yang merugikan TNI-Polri maupun masyarakat sipil," kata dia.

Baca juga: Update Penyanderaan Pilot Susi Air, Pangdam: Kondisinya Sehat

Orang terdekat Egianus tewas

Setelah terjadi kasus penyanderaan pilot asing, situasi keamanan di Nduga yang termasuk dalam daerah rawan, cenderung kondusif karena minimnya aksi KKB.

Namun, situasi itu berubah pada 16 Agustus 2023 setelah tiga warga sipil, Steven Didiway, Michael Rumaropen, dan Samsul Ahmad, ditemukan tewas di Batas Batu, Distrik Kenyam.

Saat itu, aparat keamanan memastikan pelaku pembunuhan yang juga membakar truk yang digunakan para korban, adalah KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Setelah kejadian tersebut, aparat keamanan kemudian meningkatkan patroli dan terus berupaya mengejar para pelaku.

Hasilnya, pada 31 Agustus 2023, pasukan TNI dari Satgas Tim Taipur, Satgas Yonif MR 411, dan Satgas Elang melakukan penyergapan di sebuah pos yang diyakini merupakan salah satu markas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Kampung Alguru, Distrik Krepkuri, Kabupaten Nduga.

Tampak foto-foto Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens ada bersama Egianus Kogoya hang merupakan pimpinan tertinggi KKB di wilayah Nduga, Papua Pegunungandok. Sebby Sambom Tampak foto-foto Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens ada bersama Egianus Kogoya hang merupakan pimpinan tertinggi KKB di wilayah Nduga, Papua Pegunungan
Hal ini pun dibenarkan oleh Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen Izak Pangemanan yang menyampaikan bahwa aksi tersebut merupakan tindak lanjut dari kejadian yang menewaskan tiga orang warga sipil di Kompleks Yosoma, Jalan Batas Batu, Distrik Kenyam, pada 16 Agustus lalu.

"Siapa pun yang mengancam keselamatan masyarakat, TNI akan bertindak," ujarnya melalui pesan singkat, Minggu (3/9/2023).

Dari penyergapan tersebut, tiga anggota KKB pimpinan Egianus Kogoya dipastikan tewas, mereka adalah Ganti Gwijangge, Werak Lokbere dan Arikheba Kogeya.

Izak juga memastikan bahwa seluruh personel TNI yang melakukan aksi penyerangan tersebut kembali dalam keadaan selamat.

Baca juga: Jokowi Rahasiakan Upaya Pembebasan Pilot Susi Air: Semua Jurus Kita Gunakan

Penyerangan tak terkait negosiasi

Meningkatnya eskalasi gangguan keamanan di Distrik Kenyam, menurut Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri, tidak terkait dengaan kasus penyanderaan Kapten Philip.

Menurut dia, apa yang terjadi di Kenyam murni sebagai upaya KKB mengganggu keamanan di Nduga.

"Beberapa kejadian di Kenyam tidak ada kaitannya (dengan negosiasi), kelompok ini berusaha turun untuk mengganggu situasi dan kebetulan berpapasan dengan aparat yang ada di sana, tentu dilakukan penegakan hukum," tuturnya.

Fakhiri menjelaskan, dalam upaya membebaskan pilot, aparat keamanan berusaha untuk tidak melakukaan aksi represif karena hal itu justru dapat membahayakan nyawa Philip.

Hal lain yang ditegaskan Fakhiri yang menjadi prioritas penegak hukum adalah memastikan aktivitas di Kenyam yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Nduga, tetap bisa berjalan.

"Kami tidak offensive melakukan pengejaran karena kami lebih membuat parameter di wilayah kota supaya aktivitas di Kenyam bisa berjalan senormal mungkin tanpa kekhawatiran, termasuk logistik yang masuk ke Kenyam," kata dia.

Ia pun menyampaikan bahwa aparat keamanan trus berusaha mencari tahu keadaan Kapten Philip yang masih ditawan oleh Egianus Kogoya.

"Kondisi pilot termonitor masih dalam keadaan baik, kita berharap dia tetap sehat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com