Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Perjalanan Menembus Krayan, Wilayah Terdepan NKRI yang Terisolir

Kompas.com - 26/08/2023, 18:35 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

KOMPAS.com-Daerah Krayan yang merupakan bagian dari Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, masih sulit dijangkau.

Tidak mudah bagi orang atau barang untuk keluar-masuk daerah yang masih terisolasi itu.

Hingga 2023, satu-satunya akses transportasi yang memungkinkan ke Krayan hanya melalui angkutan udara perintis.

Padahal, membuka keterisolasian Krayan dinilai penting dan dapat mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat serta banyak pihak.

Baca juga: Ini Potret Jalan Semamu ke Binuang Kaltara, Mobil Tak Sanggup Menanjak Tanpa Diderek

Sebab, daerah yang berbatasan dengan Serawak, Malaysia, itu punya hasil pertanian dan kekayaan alam yang melimpah.

Krayan tersohor sebagai daerah penghasil beras adan, yang menggunakan sistem pertanian organik.

Namun, beras ini justru laris manis di Malaysia, bukan di Indonesia. Beras tersebut juga sampai disukai Sultan Brunei Hassanal Bolkiah.

Dari sisi akses, memang lebih mudah menjual beras adan ke dua negara itu daripada membawa ke wilayah Kalimantan lainnya.

Andai saja akses ke Krayan mudah, Kalimantan Utara diyakini bakal swasembada beras dari pasokan beras adan.

Sebab, untuk memenuhi kebutuhan berasnya, Kalimantan Utara saat ini masih bergantung pada Sulawesi.

Baca juga: Garam Gunung Krayan Jadi Alat Barter, Petani Minta Pemerintah Bantu Label Halal

Tidak hanya beras, Krayan juga penghasil garam gunung, yang diolah dari sumur air asin.

Tradisi pengolahan garam gunung di Krayan sudah berlangsung turun temurun sejak nenek moyang Dayak Lundayeh, suku mayoritas masyarakat setempat.

Bergantung dengan Malaysia

Musim tanam, sejumlah petani Krayan, Kaltara sedang menanam padi organik Adan KOMPAS.com/Ahmad Dzulviqor Musim tanam, sejumlah petani Krayan, Kaltara sedang menanam padi organik Adan
Sebagai daerah di ujung utara Indonesia, Krayan justru bergantung dengan tetangganya Malaysia, dalam hal menjual hasil pertanian atau membeli barang kebutuhan sehari-hari.

Ini menjadi ironis karena Krayan adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pemerintah kemudian menyadari perlunya membuat Krayan tidak lagi menjadi daerah yang terisolasi, salah satunya dengan membangun Jalan Malinau-Long Midang (Kecamatan Krayan).

Namun, proyek pembangunan jalan sepanjang 196,34 kilometer itu masih belum rampung meski sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Anggaran triliunan rupiah sudah digelontorkan.

Baca juga: Cerita Pekerja Proyek Pembangunan Jalan di Semamu, Hidup Terisolasi di Atas Gunung dan Jauh dari Keluarga

Tak bisa dipungkiri, membangun jalan menuju Krayan yang berada di ketinggian 1.000-1.500 Mdpl itu bukan perkara mudah.

Tim Kompas.com dalam Ekspedisi Menjadi Indonesia, episode Kaltara Jantung Borneo bersama Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang berkesempatan memantau langsung perkembangan pembangunan jalan tersebut.

Gubernur berharap, tahun 2024, Jalan Malinau-Krayan sudah dapat fungsional. Apabila sudah fungsional, harga sembako, material bangunan dan bahan bakar minyak (BBM) untuk Krayan dipastikan dapat turun.

Cerita perjalanan tim Kompas.com dalam memantau pembangunan jalan itu didokumentasikan dalam video yang ditayangkan di YouTube Kompas.com berjudul, "Menembus Lumpur Jalan Nasional di Perbatasan Kaltara-Malaysia | EKSPEDISI MENJADI INDONESIA EPS. 1" 

Dalam liputan tersebut, tim Kompas.com dibekali apparel dari Eiger. Video liputan tersebut dapat disaksikan dengan mengklik tautan ini. Selamat menyaksikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com