KRAYAN, KOMPAS.com - Langit di atas Bandara Yuvei Semaring, Desa Long Bawan, Kecamatan Krayan Induk, Kalimantan Utara, sedang diselimuti kabut tebal, saat tim Kompas.com tiba di bandara pada Jumat (18/8/2023) pagi.
Pemandangan tersebut merupakan hal lumrah di desa yang berada di ketinggian 900-1.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu.
Meski berkabut, cuaca pada saat itu terlihat bersahabat untuk penerbangan di bandara yang hanya didarati pesawat perintis atau pesawat kecil lainnya.
Baca juga: Di Pulau Sebatik, Selfie Bisa Kaki Kanan di Malaysia dan Kaki Kiri di Indonesia
Akses melalui udara adalah satu-satunya transportasi paling memungkinkan untuk mencapai Krayan dari kota-kota seperti Malinau atau Tarakan dan sebaliknya.
Namun, penerbangannya masih terbatas, baik dari sisi jadwal maupun jumlah penumpang. Karena itu, orang sakit atau tenaga medis merupakan penumpang yang diprioritaskan.
Kalau mendadak ada dokter atau orang sakit yang butuh penerbangan segera, penumpang lain yang tidak punya urusan mendesak akan diminta untuk mengalah, pindah ke penerbangan berikutnya.
Baca juga: Setelah 15 Tahun Tanpa Listrik, Warga Wutung Papua Nugini: Terima Kasih, Presiden Jokowi...
Salah satu pesawat perintis yang beroperasi di bandara ini yakni Cessna 208B Grand Caravan EX milik maskapai Smart Aviation. Tim Kompas.com menumpang pesawat itu untuk menuju Tarakan.
Tim sudah bersiap meninggalkan Krayan setelah hampir sepekan melaksanakan peliputan di Malinau hingga ke Krayan.
Sebelum masuk ke pesawat perintis, para penumpang dan barang bawaan akan ditimbang bobotnya terlebih dahulu.