SOLO, KOMPAS.com - Gibran Rakabuming Raka disandingkan dengan Prabowo Subianto, sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Sebelumnya, nama Gibran Rakabuming Raka muncul dalam rekomendasi relawan Jokowi-Gibran sebagai bacawapres saat melakukan pertemuan dengan Prabowo Subianto pada Rabu (9/8/2023) malam.
Akan tetapi, jalan Gibran akan terhambat dengan aturan Pasal 169 huruf q Undang-undang (UU) Pemilihan Umum (Pemilu), syarat usia capres-cawapres berusia paling rendah 40 tahun.
Baca juga: Momen Akrab Prabowo dan Gibran saat Kunker di Solo: Jemput di Hotel dan Semobil ke Bandara
Mengetahui hal itu, Prabowo Subianto memberikan jawaban dan perbandingan akan tokoh Jenderal Slamet Riyadi. Kala itu, Brigjen Anumerta Slamet Riyadi adalah tokoh militer muda yang cerdas.
Di usianya yang masih 22 tahun, Jenderal Slamet Riyadi menjadi orang termuda di wilayah Kodam Diponegoro yang berpangkat Letkol dan menjadi Komandan Brigade V Solo.
Saat Prabowo menyamakannya dengan Jenderal Slamet Riyadi, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menunjukkan sikap rendah hati.
"Iya bagus (Jenderal Slamet Riyadi), beliau kan pejuang usia muda 20-an tahun luar biasa. Levelnya berbeda, saya bukan siapa-siapa. Beliau lebih muda, dengan tantangan yang lebih besar. Saya bukan siapa-siapa," paparnya di Pura Mangkunegaran, Kamis (10/8/2023).
Baca juga: Soal Usia Gibran Tak Cukup Jadi Bacawapres, Prabowo: Jiwa yang Penting
Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini menjelaskan jika dirinya masih fokus di Kota Solo menjabat sebagai wali kota dan mengikuti arahan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
"Mandang usia, lah. Saya tidak mengikuti itu (gugatan umur). Saya di sini (Kota Solo) saja mengurusi UMKM. Umurnya tidak cukup, kami tegak lurus (PDI-P) ya," kata Gibran.
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengatakan usia Gibran Rakabuming Raka yang 35 tahun dan memiliki jiwa kepemimpinan yang penting untuk bersanding dengannya.
"Usia itu bukan usia, jiwa yang penting," tegas Prabowo.
Disinggung soal sejumlah tokoh dan partai politik mengajukan judicial review soal UU Pemilu. Prabowo tidak mau menanggapinya.
Akan tetapi, Pranowo mengaku memperhitungkan sosok Gibran menjadi cawapresnya.
"Saya kira sebagai tokoh (Gibran), ya pasti sebagai tokoh, ya sifat pasti, ya semua diperhitungkan. Yang penting, bagaimana rakyat saya kira itu yang paling penting," tegas Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.