Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertaruh Nyawa demi Butiran Emas di Tambang Tajur Banyumas (Bagian 2)

Kompas.com - 30/07/2023, 10:16 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Gubuk-gubuk kayu berderet di atas areal persawahan yang telah mengering di Grumbul Tajur, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Di setiap gubuk itu terdapat lubang seukuran tubuh manusia dengan kedalaman mencapai puluhan meter yang tidak diketahui ujungnya. Di dalam gubuk juga ada kasur, bantal dan tumpukan kain tak tertata.

Baca juga: Bertaruh Nyawa demi Butiran Emas di Tambang Tajur Banyumas (1)

Sementara di sekelilingnya banyak tumpukan-tumpakan material berwarna gelap dengan tekstur yang cukup keras. Kabel listrik juga tampak membentang di atas lahan tersebut.

Sejak 2014 area seluas kurang lebih 2 hektar itu berubah menjadi sumur-sumur tambang penghasil butiran emas.

Baca juga: Kisah Mereka yang Bertaruh Nyawa di Lubang Tambang Emas Tradisional Banyumas

Dari data yang ada, total terdapat 35 lubang tambang. Lima lubang di antaranya sudah ditinggalkan pengelolannya, sedangkan sisanya masih aktif. Siang dan malam para pekerja bergantian menambang.

Awal mula temuan emas

Tim SAR menyiapkan pompa untuk menyedot air yang menggenangi lubang galian tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (28/7/2023).DOK BASARNAS CILACAP Tim SAR menyiapkan pompa untuk menyedot air yang menggenangi lubang galian tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (28/7/2023).

Darkim (44), bukan nama sebenarnya- menceritakan, penambangan di lokasi itu bermula dari penemuan emas di Sungai Tajur.

Sungai tersebut berjarak sekitar 70 meter di sisi selatan lokasi sumur tambang saat ini.

Kabar penemuan emas itu pun cepat menyebar. Warga setempat ikut berduyun-duyun turun ke sungai mencari peruntungan, termasuk Darkim.

"Yang menemukan orang Tasikmalaya, pakai alat dulang di sungai. Sejak itu mulai ramai," kata Darkim di sekitar lokasi tambang, Kamis (27/7/2023).

Baca juga: Bantu Selamatkan 8 Penambang dari Lubang Galian Banyumas, Warga Lokal Gelar Ritual

Titik pertemuan antara Sungai Tajur dengan Sungai Datar di sebelah barat daya lokasi tambang saat ini pun berubah menjadi lokasi lahan penambangan terbuka.

Perlahan permukaan Sungai Datar semakin dalam, sehingga warga mulai membuat lubang-lubang di pinggir sungai. Dan kini lokasinya semakin menjauh dari sungai.

"Begitu di sungai mulai sulit (mendapatkan emas), kedalamannya sudah sampai 4 meter, mulai lah melubangi pinggir-pinggir sungai," tutur Darkim.

Baca juga: Menunggu Kabar 8 Penambang Emas di Banyumas yang Terjebak di Dalam Lubang

Dari cerita mulut ke mulut-mulut, tanah di lokasi itu memang disebut-sebut mengandung banyak kandungan emasnya.

Saking banyaknya yang menambang, menurut Darkim, pada kedalaman tertentu beberapa lubang sudah saling terhubung. Lubang-lubang itu ada yang ditembus secara sengaja dan tidak sengaja saat melakukan pengeboran.

"Misal masuk dari lubang satu, kita bisa keluar di lubang yang lainnya," ungkap Darkim.

Namun apabila tanpa sengaja menembus ke lubang lain, biasanya hanya dibatasi dengan bambu. Bambu itu sebagai penanda batas area kelompok penambang yang satu dengan yang lainnya.

Penjelasan ESDM

Terpisah, Kepala Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng Wilayah Slamet Selatan, Mahendra Dwi Atmoko mengatakan, sampai saat ini belum ada kajian mengenai potensi kandungan emas di area tersebut.

"Data di kami sampai saat ini belum ada kajian (tentang) eksplorasi emas di lokasi tersebut. Jadi kami belum bisa bicara feasibitinya untuk dilakukan penambangan dalam skala besar," kata Mahendra.

Namun menurut, Mahendra, di lokasi tersebut memang ditemukan kandungan emas.

"Mulainya dari sungai terus merambat ke permukaan. Untuk skala pertambangan rakyat memang feasible, tapi untuk skala besar kajian eksplorasinya belum ada, kami belum bisa bicara feasible atau tidak," jelas Mahendra.

Baca juga: Kesaksian Penambang Emas di Banyumas, Pernah Nyaris Terjebak Dalam Lubang Puluhan Meter

Persoalannya meski layak untuk pertambangan rakyat, kegiatan itu sampai saat ini tidak mengantongi izin alias ilegal. Hal itu juga telah dikonfirmasi Mahendra.

Bahkan tidak hanya di Tajur, Mahendra menyebutkan, semua pertambangan emas di Banyumas statusnya ilegal, karena tidak mengantongi izin pertambangan rakyat (IPR).

Untuk diketahui, selain di Tajur, pertambangan emas tradisional juga dilakukan di wilayah Kecamatan Gumelar.

"Sampai saat ini belum ada IPR di Banyumas, data di kami belum ada. Dan sampai saat ini belum bisa diterbitkan IPR di Banyumas karena belum ada penetapan wilayah pertambangan rakyatnya dari Kementerian ESDM," jelas Mahendra.

Penetapan wilayah pertambangan diawali usulan dari pemerintah kabupaten ke pemerintah provinsi. Setelah melalui kajian teknis, akan diusulkan ke Kementerian ESDM untuk penetapannya.

"Setelah ada penetapan wilayah pertambangan rakyat, baru bisa mengajukan IPR," kata Mahendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Regional
Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com