Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Pincara Kelebihan Kapasitas, Berujung 15 Penumpang Tewas

Kompas.com - 30/07/2023, 07:08 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KENDARI, KOMPAS.com- "Kapal miring, air naik, kita semua jatuh ke laut," tutur perempuan bernama Marlina.

Marlina adalah satu korban selamat kapal pincara yang tenggelam di Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Utara, Senin (24/7/2023).

Kejadian tersebut bak mimpi buruk bagi Marlina dan puluhan penumpang lainnya. Sebanyak 15 orang meninggal dunia.

Kini motoris kapal pincara telah ditetapkan sebagai tersangka

Baca juga: Kapal yang Tenggelam di Buton Tengah Bawa 69 Orang, padahal Cuma Bisa Angkut 20 Penumpang

Berenang sekuat tenaga

Marlina, seperti dikutip dari Kompas.id, mengaku bahwa kondisi kapal pincara yang dia tumpangi dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Buton Tengah, penuh sesak.

Belakangan diketahui, 69 penumpang menaiki kapal tersebut meninggalkan Desa Lanto, Mawasangka Tengah.

Kondisi kebocoran kapal sebenarnya telah terdeteksi oleh penumpang. Bahkan mereka sudah melaporkan ke operator kapal lantaran kapal menjadi miring.

"Tapi operator bilang tidak apa-apa," kata dia.

Baca juga: Nakhoda Kapal Pincara yang Tewaskan 15 Orang di Buton Tengah Diinterogasi, Begini Pengakuan yang Terkuak

Benar saja, kapal miring dan mengakibatkan para penumpang jatuh ke laut.

Marlina dan sejumlah penumpang berupaya menyelamatkan nyawa dengan berenang sekuat tenaga.

"Saya berusaha selamatkan diri, berenang sampai habis tenaga. Alhamdulillah saya selamat," ujarnya.

Tak hanya Marlina hal yang sama juga dialami oleh penumpang bernama Onawati. Dengan sisa tenaganya, Ona, sapaan akrabnya berupaya berenang.

Ilustrasi tenggelam.PIXABAY/death9996 Ilustrasi tenggelam.

"Itu saya betul terkuras tenaga, saya hanya pasrahkan sama Allah saja," katanya.

Saat berenang, kata Ona, penumpang lain sempat memegang tangannya.

"Saya bilang mari kita berenang, kita pegang sama Allah, jangan pegang saya, dan saya tidak pegang kamu," tutur dia.

Belakangan diketahui, penumpang yang sempat memegang tangannya meninggal dunia.

"Yang genggam tangan, dia meninggal," ujanya mengaku trauma.

Baca juga: Detik-detik Tragedi Kapal Tenggelam di Buton Tengah, Korban: Kapal Bocor, Miring, lalu Penumpang Jatuh ke Laut

Perayaan HUT berujung duka

Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Buton Tengah pun berujung menjadi peristiwa duka setelah terjadinya insiden kapal tenggelam, Senin (24/7/2023).

Kapolres Buton Tengah AKBP Yanna Nurhadiana menjelaskan, mulanya para korban menyaksikan perayaan HUT Buton Tengah di Kecamatan Mawasangka Tengah.

Acara berlangsung selama empat hari, puncak acara dilangsungkan pada Senin (24/7/2023).

Setelah pulang dari menyaksikan konser pada rangkaian acara hari ulang tahun, para korban lalu menaiki kapal pincara. Kapal pincara ialah perahu yang digandengkan sebagai alat penyeberangan.

"Setelah nonton konser mereka pulang, setelah itu kejadian (tenggelam)," ungkap Yanna, seperti dikutip darri Tribun Sultra.

Baca juga: Tragedi di Teluk Banggai Buton Tengah, 15 Nyawa Melayang Saat Kapal Tenggelam

Dalam tragedi itu, 15 penumpang meninggal dunia.

Camat Mawasangka Timur Fitri Aisah Syam mengatakan, para korban telah dimakamkan secara massal.

"Berdasarkan kesepakatan bersama, seluruh tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama, seluruh korban dimakamkan secara massal dalam satu lubang," kata Aisyah.

Melebihi kapasitas

Kapal pincara itu tenggelam lantaran disebut kelebihan muatan.

Direktur Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) Polda Sultra Kombes Pol Faisal Florentinus Napitupulu menjelaskan, kapal sebenarnya hanya bisa menampung maksimal 20 orang.

Adapun kapal memiliki panjang 8,3 meter dan lebar 2,3 meter.

"Tetapi saat kejadian fakta yang ditemukan, penumpang mencapai 69," katanya, Jumat (28/7/2023).

69 orang penumpang terdiri dari 66 orang warga Desa Lagili dan tiga orang dari Desa Wambuloli.

Baca juga: Duka Usai Perayaan HUT Kabupaten Buton Tengah, 15 Orang Tewas Tenggelam, Korban Selamat Trauma

Motoris jadi tersangka

Polisi menetapkan motoris kapal berinisial SA sebagai tersangka karena diduga lalai sehingga mengakibatkan 15 nyawa melayang.

Kapal yang digunakan juga merupakan milik SA.

Penetapan tersangka dilakukan setelah polisi meminta keterangan pada 11 orang saksi.

"Satu orang tersangka inisial SA ini merupakan motoris perahu rakit. Kami juga mengamankan beberapa barang bukti berupa pakaian, ponsel, dan uang," kata dia.

Tersangka dijerat Pasal 302 Ayat 1 juncto Pasal 117 Ayat 2 UU RI Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran; dan atau Pasal 359 KUHP; dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara atau denda Rp 1,5 miliar.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kiki Andi Pati | Editor: Khairina, Dita Angga Rusiana, Reza Kurnia Darmawan), Tribun Sultra, Kompas.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelajar SMA di Morowali Tega Bunuh Ibunya Saat Tidur, Apa yang Terjadi?

Pelajar SMA di Morowali Tega Bunuh Ibunya Saat Tidur, Apa yang Terjadi?

Regional
Duduk Perkara Malapraktik di Prabumulih, Bidan yang Menjabat sebagai Lurah Jadi Tersangka

Duduk Perkara Malapraktik di Prabumulih, Bidan yang Menjabat sebagai Lurah Jadi Tersangka

Regional
Viral Video 4 Wanita dan Satu Polisi Merokok Sambil Konsumsi Miras, Diduga di Mapolres Sikka

Viral Video 4 Wanita dan Satu Polisi Merokok Sambil Konsumsi Miras, Diduga di Mapolres Sikka

Regional
Pilkada Demak, PPP Bakal Usung 3 Nama, Baru Satu yang Ambil Formulir

Pilkada Demak, PPP Bakal Usung 3 Nama, Baru Satu yang Ambil Formulir

Regional
Selundupkan Benih Lobster Senilai Rp 15,9 Miliar, 2 Pelaku Ditangkap

Selundupkan Benih Lobster Senilai Rp 15,9 Miliar, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Pemprov Jateng Buka Magang Jepang Tanpa Kuota Pendaftar, Ini Perinciannya

Pemprov Jateng Buka Magang Jepang Tanpa Kuota Pendaftar, Ini Perinciannya

Regional
Napi Anak Pembunuh Polisi Ungkap Caranya Kabur dari Lapas

Napi Anak Pembunuh Polisi Ungkap Caranya Kabur dari Lapas

Regional
Bus Rombongan Perangkat Desa Kecelakaan di Tol Tangerang Merak, 8 Luka-luka

Bus Rombongan Perangkat Desa Kecelakaan di Tol Tangerang Merak, 8 Luka-luka

Regional
Siswa Kelas 9 Tewas Saat 'Camping' di Bumi Perkemahan Sekipan Karanganyar

Siswa Kelas 9 Tewas Saat "Camping" di Bumi Perkemahan Sekipan Karanganyar

Regional
Lokasi Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Diperluas

Lokasi Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Diperluas

Regional
Etik Suryani dan Agus Santoso Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Bupati Sukoharjo

Etik Suryani dan Agus Santoso Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Bupati Sukoharjo

Regional
Kisah Para Relawan yang Tinggalkan Pekerjaan untuk Bantu Korban Banjir di Sumbar, Sebut Panggilan Hati

Kisah Para Relawan yang Tinggalkan Pekerjaan untuk Bantu Korban Banjir di Sumbar, Sebut Panggilan Hati

Regional
Sempat Alami Keterlambatan di 5 Hari Pertama, Penerbangan Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Mulai Lancar

Sempat Alami Keterlambatan di 5 Hari Pertama, Penerbangan Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Mulai Lancar

Regional
Angkutan Kota Salatiga Terbakar saat Parkir di Depan Ruko

Angkutan Kota Salatiga Terbakar saat Parkir di Depan Ruko

Regional
Hari Jadi Ke-78 Sumsel, Pemprov Serahkan Berbagai Bantuan untuk Panti Asuhan hingga Ponpes 

Hari Jadi Ke-78 Sumsel, Pemprov Serahkan Berbagai Bantuan untuk Panti Asuhan hingga Ponpes 

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com