"Oleh karena itu, kami harus kerja keras lagi untuk lobi Panglima Egianus Kogoya dan pasukannya supaya pilot asal Selandia Baru itu bisa diselamatkan," ujar Sebby.
Pernyataan Mathius juga seolah mengklarifikasi apa yang dikatakan Benny.
"Saya sudah sampaikan bahwa Egianus dan kelompoknya tidak pernah meminta uang itu," ujar Fakhiri di Jayapura, Senin (10/7/2023).
Menurut Fakhiri, dirinya pernah mengarahkan Pj Bupati Nduga saat itu, untuk menyiapkan sejumlah uang apabila proses negosiasi membuahkan hasil.
Baca juga: Kapolda Papua Sebut KKB Egianus Tak Minta Uang Rp 5 Miliar sebagai Tebusan Bebaskan Kapten Philip
Hal itu ia sampaikan karena dalam penanganan kasus tersebut, upaya represif sangat dihindari untuk menghindari jatuhnya korban dari sisi aparat ataupun masyarakat.
"Jadi saya bilang saat itu, kalau mereka membutuhkan uang yang penting tidak lebih dari Rp 5 miliar, ya pemerintah siapkan saja. Yang penting pilot ada pada kami, dan uang dikasih ke mereka. Karena kita tidak ingin ada dampak lagi dari penyanderaan itu. Jadi apa yang dibilang Egianus itu benar, mereka nggak pernah minta uang," terang Fakhiri.
Sementara itu, Panglima Kodam XVII Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Izak Pangemanan mengatakan, pilot Philip dalam kondisi sehat.
Informasi itu didapatkan Izak dari laporan personel di lapangan.
"Memang dari laporan yang kami terima terungkap bahwa pilot berkebangsaan Selandia Baru yang ditawan KKB dalam kondisi sehat," kata Izak di Jayapura, Papua, Senin (3/7/2023) seperti dikutip Antara.
Menurut Izak, pihaknya masih mengedepankan negosiasi untuk membebaskan Kapten Philip.
Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo mengungkapkan bahwa pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Merthens, diduga masih berada di wilayah Nduga.
Dia pun meminta Pemerintah Kabupaten Nduga untuk membantu upaya membebaskan Philip.
"Dari laporan yang diterima, pilot asal Selandia Baru itu masih berada di wilayah Kabupaten Nduga," kata Nokolaus, Sabtu (8/7/2023).
(Penulis: Kontributor Papua, Dhias Suwandi, Muhammad Syahrial | Editor: Krisiandi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.