Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSD Merebak di Kabupaten Bandung, Sapi yang Dijual Dipastikan Sehat

Kompas.com - 27/06/2023, 15:14 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ningning Hendasah mengatakan terdapat 1.679 ekor sapi terjangkit lumpy skin disease (LSD).

Ningning menyebutkan, awal ditemukan kasus tersebut yakni di wilayah Kecamatan Pangalengan.

"Pada Desember 2022, ditemukan kasus LSD di Pangalengan ada sebanyak 30 ekor sapi yang terjangkit," kata Ningning ditemui di kantornya, Selasa (27/6/2023).

Baca juga: Ratusan Hewan Ternak Terkena Wabah LSD, Pemkot Semarang Keluarkan Surat Edaran Pemotongan dan Penjualan Hewan Kurban

Meski begitu, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung menjamin hewan kurban yang dijual di lapak-lapak sudah diperiksa san terbebas dari LSD.

Jika hewan kurban terutama sapi yang terjangkit LSD atau Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) akan dipisahkan dan dilarang untuk dijual.

Secara fisik, kata Ningning, hewan kurban yang terjangkit dua penyakit tersebut mudah untuk terdeteksi.

Ciri hewan yang terkena penyakit LSD, seperti munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama bagian leher, punggung, dan perut. Selain itu sapi dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, dan lesu.

Baca juga: 455 Hewan Ternak di Kota Semarang Terserang Wabah LSD Jelang Idul Adha, Ini Ciri-cirinya

Ningning mengatakan, untuk LSD dan PMK mudah dilihat lantaran terdapat tanda-tanda di luar tubuh hewan, justru yang sulit itu yang ada di dalamnya.

"Jika terkena LSD dari fisik sapinya juga sudah terlihat, begitu juga jika terkena PMK. Kalau dari fisiknya sudah terlihat aneh maka jangan dibeli untuk hewan kurban," jelasnya.

 

Tidak hanya memeriksa kondisi fisik saja, Ningning mengatakan akan menurunkan sejumlah petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) untuk memeriksa jeroan (organ bagian dalam) usai hewan kurban disembelih.

"Jangan sampai ada penyakit, seperti cacing hati dan lainnya," kata dia.

Ningning menambahkan hewan kurban yang terkena cacing tersebut juga masih bisa dikonsumsi, asal pengolahannya sesuai anjuran.

"Agar virus dan bakteri itu mati hingga aman konsumsi, itu harus direbus minimal 30 menit dengan suhu 100 derajat. Namun yang dikhawatirkan itu, dikonsumsi seperti disate setengah matang," ucapnya.

Baca juga: 18 Sapi di Bandung Barat Terinfeksi LSD, 15.000 Vaksin Disiapkan Jelang Idul Adha

Saat ini, kata dia, terdapat 10 Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan). Satu unit Puskeswan memiliki anggota 4 orang.

Para petugas dan relawan, lanjut dia, sudah diajarkan untuk mengidentifikasi awal, apakah ada penyakitnya atau tidak.

Usai diperiksa oleh tim Puskeswan san para relawan Tim Medik dan Distan akam tetap diturunkan.

"Kami akan langsung datang ke lapangan jika ada laporan dari masyarakat, yang ingin memastikan dan memeriksa hewan kurbannya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com