Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balai Desa Berbahan Bambu di Lokasi Gempa Cianjur, Digaransi Tahan 30 Tahun

Kompas.com - 19/06/2023, 09:54 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Partisipasi mahasiswa asing

Andry menambahkan, pembangunan ini melibatkan partisipasi mahasiswa asal Universitas Florida, Amerika Serikat.

Para mahasiswa magister asal Negeri Paman Sam itu turut ambil bagian dalam program, mulai dari perencanaan, rancang bangun, hingga pengerjaan di lapangan.

“Ini tentu sebuah kolaborasi yang apik, dan semoga terus berkelanjutan,” ujar Andry.

Baca juga: Sulitnya Jalan Kaki di Trotoar Jalan Asia Afrika, Terganggu Pohon Bambu hingga Ojol

Seorang mahasiswa asal Florida, Chris Gabriel (22) mengaku senang bisa terlibat dalam misi kemanusiaan di lokasi bencana gempabumi Cianjur.

Chris pun tak sungkan untuk terlibat langsung dalam proses pembangunan gazebo tersebut.

“Tadi saya ikut angkat bawa bambu, seru, menyenangkan. Pengalaman pertama yang luar biasa," tutur Chris kepada Kompas.com, Minggu.

Chris mengaku cukup tertegun dengan dampak gempa Cianjur.

“Saya tahu ada ini (gempa Cianjur) dari media, dan hari mendapat kesempatan untuk bisa melihat langsung ke lokasi. Semoga mereka (korban) diberikan ketabahan dan bisa kembali hidup normal,” ujar Chris.

Baca juga: Kala Arsitek ITB Tata Ulang Kampung yang Hancur Diguncang Gempa Cianjur

Tata ulang kampung

Ketua Umum Rumah Amal Salman, Mipi Ananta Kusuma mengemukakan, pembangunan balai warga merupakan bagian dari kegiatan tata ulang lanskap Kampung Cikadu yang diinisiasinya.

Balai warga yang tengah dalam proses pembangunan ini nantinya akan dijadikan sentra aktivitas masyarakat.

“Setelah ini (gazebo) selesai, kita lanjut mengerjakan penataan jalan dan gang-gang agar lingkungan menjadi lebih presisi, letak antar kapling tertata, tidak ada jalan atau gang yang buntu, semua mendapatkan akses,” kata Mipi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Regional
Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Regional
Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Regional
Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Regional
Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Regional
Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Regional
Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Regional
Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Regional
Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Regional
Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Regional
Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Regional
Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Regional
Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Regional
Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Regional
Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com