Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kota Bukittinggi, Berawal dari Sebuah Pakan di Nagari Kurai

Kompas.com - 04/06/2023, 18:33 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Kota Bukittinggi adalah sebuah kota di Provinsi Sumatera Barat yang berjarak sekitar 90 kilometer arah utara dari Kota Padang.

Kota yang terletak di rangkaian Pegunungan Bukit Barisan ini berada di tepi Ngarai Sianok dan dikelilingi oleh dua gunung yaitu Gunung Singgalang dan Gunung Marapi.

Baca juga: Dampak Gempa Bukittinggi, Tebing di Ngarai Sianok Longsor

Dengan luas wilayah 25,24 km², Bukittinggi merupakan kota terbesar ke-6 dan pemilik PDRB terbesar ke-2 di Provinsi Sumatera Barat.

Kota Bukittinggi terkenal dengan beberapa bangunan ikonik seperti Jam Gadang, Benteng Fort de Kock, serta Janjang Koto Gadang

Tak hanya itu, Kota Bukittinggi juga menjadi kampung halaman bagi tokoh Proklamator Kemerdekaan sekaligus Wakil Presiden Indonesia pertama, Mohammad Hatta.

Baca juga: Benteng Fort de Kock, Jejak Belanda di Bukittinggi pada Masa Perang Paderi

Sejarah Kota Bukittinggi

Dalam buku Sejarah Sosial Daerah Sumatera Barat (1983) yang disusun Dr. Taufik Abdullah dkk, sebelum menjadi kota, Bukittinggi merupakan sebuah nagari yang bernama Nagari Kurai.

Secara adat, Nagari Kurai berada di bawah satu payung dengan nagar-nagari sekitarnya seperti Nagari Banuhampu, Nagari Sianok, dan Nagari Koto Gadang.

Baca juga: Tak Hanya di Bukittinggi, Obyek Wisata Sejarah Lubang Jepang Juga Ada di Padang

Dilansir dari laman Kementerian Agama Sumatera Barat, berdirinya Kota Bukittinggi diawali dengan adanya sebuah pasar yang berdiri serta dikelola oleh penghulu Nagari Kurai.

Orang Minangkabau biasa menyebutnya sebagai pakan, di mana pakan ini hanya buka pada hari Sabtu saja.

Dari sebuah pakan yang sepi, dan lama-kelamaan pengunjung yang datang semakin ramai, pada akhirnya pakan ini dibuka juga pada hari Rabu.

Pakan di negeri Kurai tersebut terletak di perbukitan yang tinggi sehingga disebut Bukittinggi.

Seiring berjalannya waktu, pakan itu kemudian berubah nama menjadi Pasar Ateh, sementara sebutan Bukittinggi sendiri menjadi julukan untuk negeri Kurai.

Sumber lain menyebutkan bahwa pasar itu diberi nama Bukik Kubangan kabau, namun setelah terjadi pertemuan adat Suku Kurai yang kemudian mengganti nama menjadi Bukik Nan Tatinggi.

Nama tersebut kemudian menjadi Bukittinggi, sedangkan nama pasar di Kurai menjadi Pasar Bukittinggi.

Hingga akhirnya pada 1823, Belanda datang ke Dataran Tinggi Agam di saat Pasar Bukittinggi ini sudah ramai didatangi oleh penduduk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Cerita Lengkap Siswa SD di Ende Meninggal Usai Makan Bangkai Daging Anjing yang Dibakar

Cerita Lengkap Siswa SD di Ende Meninggal Usai Makan Bangkai Daging Anjing yang Dibakar

Regional
Sederet Fakta Kasus 'Bullying' Murid SMP di Cilacap, Pelaku Hampir Dihajar Massa

Sederet Fakta Kasus "Bullying" Murid SMP di Cilacap, Pelaku Hampir Dihajar Massa

Regional
[POPULER REGIONAL] Kapolres Purworejo Dicopot, Ada Apa? | Kasus Perundungan Siswa di Cilacap

[POPULER REGIONAL] Kapolres Purworejo Dicopot, Ada Apa? | Kasus Perundungan Siswa di Cilacap

Regional
Situasi Dirasa Aman, Trigana Air Buka Kembali Penerbangan ke Oksibil

Situasi Dirasa Aman, Trigana Air Buka Kembali Penerbangan ke Oksibil

Regional
M Haris Jadi Pj Bupati Bangka, Fokus Atasi Stunting hingga Kemiskinan

M Haris Jadi Pj Bupati Bangka, Fokus Atasi Stunting hingga Kemiskinan

Regional
Polisi Pastikan 2 Pelaku Perundungan Siswa SMP di Cilacap Diproses Hukum

Polisi Pastikan 2 Pelaku Perundungan Siswa SMP di Cilacap Diproses Hukum

Regional
Cakupan JKN Sumatera Barat di Bawah Nasional

Cakupan JKN Sumatera Barat di Bawah Nasional

Regional
Polisi Amankan 5 Remaja Kasus 'Bullying' Murid SMP di Cilacap, 2 Jadi Terduga Pelaku

Polisi Amankan 5 Remaja Kasus "Bullying" Murid SMP di Cilacap, 2 Jadi Terduga Pelaku

Regional
Baru Kenal 2 Minggu, Pria Hantam Wanita dengan Tabung Gas hingga tewas di Vila Pangalengan

Baru Kenal 2 Minggu, Pria Hantam Wanita dengan Tabung Gas hingga tewas di Vila Pangalengan

Regional
Tetangga Korban Emosi, Pelaku 'Bullying' Murid SMP di Cilacap Nyaris Di-massa

Tetangga Korban Emosi, Pelaku "Bullying" Murid SMP di Cilacap Nyaris Di-massa

Regional
Mengenal Pohon Pule, Pohon Iblis Berharga Fantastis yang Kaya Manfaat

Mengenal Pohon Pule, Pohon Iblis Berharga Fantastis yang Kaya Manfaat

Regional
Lewat 'Boga Tresna Werdha', Pemkab Jembrana Salurkan Makanan Bergizi untuk Lansia Terlantar

Lewat "Boga Tresna Werdha", Pemkab Jembrana Salurkan Makanan Bergizi untuk Lansia Terlantar

Regional
Gibran Enggan Tanggapi soal Didorong Sekjen PBB untuk Jadi Bacawapres Prabowo

Gibran Enggan Tanggapi soal Didorong Sekjen PBB untuk Jadi Bacawapres Prabowo

Regional
Ibu dan 4 Anak di Sikka yang Tinggal di Gubuk Reyot Dapat Bantuan Rp 1,4 Juta dari Kemensos

Ibu dan 4 Anak di Sikka yang Tinggal di Gubuk Reyot Dapat Bantuan Rp 1,4 Juta dari Kemensos

Regional
Motif Siswa SMP di Cilacap Dirundung Terungkap, Pelaku Tak Terima Korban Mengaku Anggota Kelompoknya

Motif Siswa SMP di Cilacap Dirundung Terungkap, Pelaku Tak Terima Korban Mengaku Anggota Kelompoknya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com