SUMBAWA, KOMPAS.com- Saat kabur lewat jendela belakang asrama, puluhan santriwati yang diduga dicabuli pimpinan pondok pesantren di Kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat langsung menuju rumah ustazahnya.
Kebetulan, rumah ustazah berada di belakang asrama santriwati di pondok. Hingga ustazah yang menjadi saksi itu dituduh menghasut para korban.
"Saya kaget. Puluhan santriwati kabur ke rumah saya," kata J (28) yang ditemui Rabu (31/5/2023).
Baca juga: Tangis Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes di Sumbawa: Saya Dilecehkan Motif Pengobatan Ruqyah
Setelah itu, ia mengajak para santriwati masuk ke rumah dan mendengarkan cerita mereka.
Namun, pertolongan yang ia berikan itu disebut lain oleh para pihak. Ia dituduh sebagai kambing hitam yang menghasut santriwati hingga mereka kabur dari pondok.
Sebelum kabur dari pondok, sambungnya, beberapa santriwati pernah bercerita melalui pesan WhatsApp atas peristiwa dugaan kekerasan seksual yang dialami.
Ia sempat menceritakan ke rekan guru. Dari hasil diskusi, mereka percaya pimpinan ponpes akan berubah dan tidak lakukan pencabulan lagi seiring waktu.
Namun, santriwati terus menceritakan berbagai modus pencabulan yang dilakukan terduga pelaku.
Ia dan beberapa rekan guru membuat agenda rapat untuk melaporkan kasus yang dialami santriwati kepada kepala sekolah.
Baca juga: Pimpinan Ponpes Diduga Cabuli 29 Santriwati, Korban Kabur Lewat Jendela dan Picu Kemarahan Warga
Takdir berkata lain. Rapat yang dijadwalkan Senin sore terpaksa batal saat ia mendapati puluhan santriwati sudah kabur dari pondok ke rumahnya.
Setelah itu, santriwati pamit pulang ke rumah masing-masing dan tidak mau kembali ke ponpes.
Selang beberapa jam pascakepulangan santriwati, warga menyerang ponpes dengan batu. Polisi bergerak cepat mengamankan TKP.
"Saya diamankan Babinkamtibmas dan Babinsa dari Labangka ke Sumbawa," ungkap J.
Hadijah (40), salah satu ibu santriwati mengatakan anaknya pulang ke rumah dalam keadaan sakit.
"Saat anak saya pulang, waktu itu sedang di ladang. Suami saya nelepon beritahu bahwa ada anak pulang. Saya kaget, karena tidak ada jadwal libur," kata Hadijah.
Ia menceritakan apa yang dialami sang anak di pondok.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.