"Awalnya saya sulit percaya, tetapi anak saya bilang dapat pelecehan dari Abah," cerita Hadijah.
Bersama sang suami, Hadijah kemudian melaporkan apa yang dialami anaknya ke Polres Sumbawa.
"Anak saya tidak mau balik ke pondok lagi," sebut Hadijah.
Korban dan saksi didampingi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Sumbawa, Sekretaris LPA Fatriaturahmah mengatakan pendampingan korban dan saksi lebih penting karena dugaan kekerasan seksual ini memunculkan intimidasi dari berbagai pihak apalagi dilakukan oleh pimpinan pondok.
"Prioritas kami melindungi korban dan santri," kata Atul yang ditemui Rabu (31/5/2023).
Berawal saat salah satu santriwati mengalami menstruasi kemudian pimpinan ponpes ingin membantu menyembuhkan tetapi dengan cara menginjak paha santriwati.
Melihat hal itu santriwati lain yang melihat peristiwa tersebut langsung ketakutan karena mereka menganggap bahwa yang diinjak itu adalah kelamin.
Sebelumnya semua santriwati pernah mendapatkan kekerasan seksual dari pimpinan ponpes dengan beragam cara.
Ada yang dengan sentuhan fisik maupun dengan ucapan berbau seksual ada juga yang diraba hingga dicium. Setiap istirahat semua santriwati bercerita akan apa yang mereka alami.
Ternyata semua santriwati yang ada di situ mengalami kekerasan seksual meskipun belum mendapatkan tindak kekerasan berupa pemerkosaan, tetapi mereka mendapatkan semua kekerasan seksual lainnya.
Dari pelecehan yang dilakukan pelaku hingga membuat santriwati ketakutan dan masuk ke dalam asrama dan mengunci pintu.
"Pimpinan ponpes mengejar mereka dan sempat mengancam akan memukul mereka jika tidak membuka pintu kamar asrama," jelas Atul sapaan akrab perempuan aktivis ini.
Pesantren ini baru berdiri tahun 2022 pada bulan Juli ini baru berusia 1 tahun. Pada angkatan pertama ada 29 santriwati.
Menurut keterangan santriwati, pimpinan ponpes bebas masuk ke dalam asrama santriwati hingga melakukan kekerasan seksual di dalam asrama dalam bentuk ciuman maupun belaian.
Sebab panik, semuanya mencari jalan keluar lewat jendela dan pintu belakang. Ada juga yang memanjat tembok hingga ada salah satu santriwati ada yang terluka terkena beling.
Mereka melarikan diri ke rumah ustazah yang kebetulan dekat di belakang pondok.
"Anak-anak ini belum ujian kenaikan kelas. Rencananya mereka akan ujian kenaikan kelas pada Senin ini. Tapi tidak mau balik ke sekolah dan pondok itu," pungkas Atul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.