Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penemuan Mayat Mahasiswi USU di Dapur Rumah, Berawal dari Bau Busuk

Kompas.com - 19/05/2023, 08:15 WIB
Rahmat Utomo,
Michael Hangga Wismabrata

Tim Redaksi

 

Tercium bau busuk 

Saat di lantai 2 tercium bau busuk yang menyengat, Chandra selanjutnya melaporkan kejadian ke Wahyu.

"Itu kan rumahnya di jerjak juga, cuma itu ada pintu kayunya tidak terkunci gitu, tersorong, terbukalah, setelah itu menguap bau sekali (bau busuk)," kata Wahyu

Menerima laporan Chandra, Wahyu langsung ke lokasi kejadian. Di sana sana ternyata sudah datang ayah angkat Mahira berinisial M.

Lalu keluarga sepakat untuk merusak gembok pagar rumah Mahira, agar bisa masuk.

Setelah berhasil masuk rumah, keluarga kemudian menemukan jasad Mahira tewas membusuk di dapur.

Sekitar pukul 24.00 Wib Tim Inafis Polrestabes Medan pun datang dan mengevakuasi jasad Mahira.

"Selanjutnya sudah dibawa ke RS Bhayangkara mau di otopsi. Pihak keluarga nggak mau saat itu," ujarnya.

Temuan surat wasiat 

Di sisi lain, Wahyu juga melihat ada semprotan pembasmi serangga di dekat Mahira, lalu ada juga surat wasiat yang diduga ditinggalkan Mahira.

"Isi suratnya, intinya yang kurangkum karena kan panjang, kalau menurutku pemahaman ku dia (Mahira) kesal, karena lebaran tidak bersama M (ayah angkatnya) Pak M ada di kampungku nya, itu yang kutangkap isinya," ujar Wahyu.

Wahyu sendiri mengaku tidak mengenal Mahira, dia bahkan mengira rumah yang ditempati Mahira kosong. Meskipun begitu, dia kenal dengan M.

"Saya baru setengah tahun kerja di sini makannya kami tahunya pak Mawardi, karena dia kerja di kantor pos, dia juga jarang ke rumah itu, aku pikir rumah ini kosong, setiap kami patroli memang gini aja (terlihat kosong)," tutup Wahyu.

Penjelasan polisi

Terpisah Kapolsek Patumbak Kompol Faidir Chaniago mengatakan, kasus itu dalam penyelidikan.

"Sudah kita otopsi, sudah kita buat BAP (berita acara pemeriksaan) sudah kita kirim hasil otopsi lambung, cairan sudah di labfor kita menunggu hasil penyelidikannya," kata Faidir.

Namun, dia belum bisa memastikan kematian Mahira mengerah ke peristiwa pembunuhan atau bukan.

"Belum (dipastikan) penyebabnya, kita masih menunggu hasil penyelidikan hasil otopsi," tutupnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah pemakaman Mahira, Kamis (4/5/2023), Oky mengaku sempat betemu dengan ayah kandung Mahira yang bernama Pariono.

Saat itu Pariono mencurigai bahwa Mahira tewas tidak wajar.

"Kematian ini kok ada kejanggalan, seorang mahasiswi USU yang soleh dan memiliki track record bagus," ujar Oky.

Di sisi lain kecurigaan juga terkuak dari surat wasiat yang ditemukan di dekat jasad Mahira. Menurut Oky, surat itu dipalsukan, tulisannya berbeda dengan tulisan asli Mahira.

"Dari surat wasiat itu, bukan Mahira yang punya, di surat ada tulisan bapakku. Sementara Mahira manggil bapaknya itu papa ke bapak angkatnya itu. Nah, dia (Mahira) juga gak pernah bilang dirinya aku, dia selalu menyebut dirinya dengan nama Ira," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com