Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Biksu Ikut Tradisi Thudong, Berjalan Ribuan Kilometer dan Hanya Makan Sekali Sehari

Kompas.com - 15/05/2023, 22:05 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Sebanyak 32 biksu dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia, melakukan tradisi Thudong atau berjalan kaki menuju Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, untuk merayakan Hari Raya Waisak 2567 BE pada 4 Juni 2023.

Mereka menempuh perjalanan ribuan kilometer dari Thailand sejak 23 Maret 2023. Mereka melewati Malaysia dan Singapura sebelum akhirnya tiba di Batam, Indonesia, pada 8 Mei 2023. 

Salah satu inisiator Thudong, Biksu Dhammavuddho menjelaskan, tradisi Thudong terinspirasi dari kisah para biksu pada masa lalu sebelum ada Wihara. 

Baca juga: BERITA FOTO: Ritual Biksu Jalan Kaki dari Thailand ke Candi Borobudur untuk Ikuti Jejak Buddha

Kala itu, Sang Buddha Gautama menyarankan para biksu untuk tinggal di tiga tempat yakni di bawah pohon, makam dan ruang-ruang kosong. 

"Di zaman Sang Buddha, waktu itu belum ada Vihara. Sang Buddha menyarankan kepada para biksu untuk tinggal di 3 tempat, yaitu di bawah pohon, kuburan dan ruang kosong seperti goa dan ruang kosong atau kalau sekarang disebut Vihara," terang Dhammavuddho, saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/5/2023). 

Sejak itu, para biksu melakukan perjalanan desa demi desa, hutan demi hutan, untuk melaksanakan praktik meditasi. 

"Karena (disarankan) tinggal di tempat seperti itu maka mereka melakukan perjalanan, desa demi desa, hutan demi hutan, untuk melaksanakan praktik samadik atau meditasi," imbuhnya.

Tidak dipungkiri, lanjut Dhammavuddho, para biksu yang melakukan tradisi itu mengalami sejumlah kendala selama menjalani Thudong. Seperti pergantian cuaca, kehausan, lapar, debu dan faktor lainnya. 

"Untuk saat ini kendala lebih banyak dari luar, seperti cuaca, haus, lapar, debu dan sebagainya. Kami hanya makan satu kali sehari," ujarnya.

Akan tetapi, tekad yang kuat serta kesabaran lah yang membuat mereka pantang menyerah. Apalagi di setiap daerah yang dilewati banyak umat, bahkan dari masyarakat lintas agama, turut menyambut kedatangan mereka dengan suka cita.

Menurut Dhammavuddho, hal itu seiring dengan misi perdamaian manusia yang dibawa para biksu

"Tahun ini kita ambil tema toleransi. Kita melaksana kegiatan bersama ormas yang bukan agama Buddha, seperti Macan Ali dari kesultanan Cirebon, Forum Betawi Rempug (FBR), dan banyak ormas non-Buddhis. Mereka bantu kami sukarela," ungkapnya.

Baca juga: Jalani Ritual Thudong, 32 Biksu Jalan Kaki dari Thailand ke Candi Borobudur Jelang Waisak

Selain itu, melalui kegiatan ini, pihaknya ingin memberikan pemahaman kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai toleransi. 

Dia juga tidak ingin dunia mengkambinghitamkan salah satu agama atas segala persoalan yang terjadi di berbagai belahan dunia. 

"Dengan ini kami ingin menunjukkan bahwa Islam, Buddha dan agama lain di Indonesia adalah agaman yang memiliki toleransi, selalu menciptakan perdamaian," tuturnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Regional
Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Regional
Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Regional
Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Regional
El Nino Geser Pola Tanam, Bupati Blora Apresiasi Bantuan 164 Pompa Air dari Kementan

El Nino Geser Pola Tanam, Bupati Blora Apresiasi Bantuan 164 Pompa Air dari Kementan

Regional
Pabrik Narkoba di Rumah Elit Surabaya Ternyata Jaringan Malaysia, Produksi 6,87 Juta Butir Obat Terlarang

Pabrik Narkoba di Rumah Elit Surabaya Ternyata Jaringan Malaysia, Produksi 6,87 Juta Butir Obat Terlarang

Regional
Tiga Kader dan Seorang Kades Berebut Rekomendasi PDI-P Maju Pilkada Serentak 2024 di Sukoharjo, Siapa Saja Mereka?

Tiga Kader dan Seorang Kades Berebut Rekomendasi PDI-P Maju Pilkada Serentak 2024 di Sukoharjo, Siapa Saja Mereka?

Regional
Nabung Bertahun-tahun, Penjual Air Galon Isi Ulang Ini Akhirnya Bisa Naik Haji

Nabung Bertahun-tahun, Penjual Air Galon Isi Ulang Ini Akhirnya Bisa Naik Haji

Regional
Di Workshop International WWF 2024, Danny Pomanto Bahas Sombere' dan Smart City

Di Workshop International WWF 2024, Danny Pomanto Bahas Sombere' dan Smart City

Regional
Eks Pimpinan Bank Pelat Merah di Riau Ditangkap, Diduga Korupsi Dana KUR Rp 46,6 M

Eks Pimpinan Bank Pelat Merah di Riau Ditangkap, Diduga Korupsi Dana KUR Rp 46,6 M

Regional
Eks Dirut BUMD Sumsel Dituntut 4,5 Tahun Penjara Terkait Dugaan Korupsi 18 M

Eks Dirut BUMD Sumsel Dituntut 4,5 Tahun Penjara Terkait Dugaan Korupsi 18 M

Regional
Eks Wakil Ganjar Pranowo Jadi Orang Pertama yang Daftar Penjaringan Pilkada Jateng di PDI-P

Eks Wakil Ganjar Pranowo Jadi Orang Pertama yang Daftar Penjaringan Pilkada Jateng di PDI-P

Regional
Pantura Sayung Demak Terancam Tenggelam jika Banjir Rob Tidak Segera Tertangani

Pantura Sayung Demak Terancam Tenggelam jika Banjir Rob Tidak Segera Tertangani

Regional
Sakit Hati, Pria di Magelang Otaki Pembakaran Motor dan Pencurian Mobil

Sakit Hati, Pria di Magelang Otaki Pembakaran Motor dan Pencurian Mobil

Regional
Kronologi Pria Bunuh Kakek dan Cucu di Situbondo, Pelaku Diduga Alami Gangguan Jiwa

Kronologi Pria Bunuh Kakek dan Cucu di Situbondo, Pelaku Diduga Alami Gangguan Jiwa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com