Salin Artikel

Cerita Biksu Ikut Tradisi Thudong, Berjalan Ribuan Kilometer dan Hanya Makan Sekali Sehari

Mereka menempuh perjalanan ribuan kilometer dari Thailand sejak 23 Maret 2023. Mereka melewati Malaysia dan Singapura sebelum akhirnya tiba di Batam, Indonesia, pada 8 Mei 2023. 

Salah satu inisiator Thudong, Biksu Dhammavuddho menjelaskan, tradisi Thudong terinspirasi dari kisah para biksu pada masa lalu sebelum ada Wihara. 

Kala itu, Sang Buddha Gautama menyarankan para biksu untuk tinggal di tiga tempat yakni di bawah pohon, makam dan ruang-ruang kosong. 

"Di zaman Sang Buddha, waktu itu belum ada Vihara. Sang Buddha menyarankan kepada para biksu untuk tinggal di 3 tempat, yaitu di bawah pohon, kuburan dan ruang kosong seperti goa dan ruang kosong atau kalau sekarang disebut Vihara," terang Dhammavuddho, saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/5/2023). 

Sejak itu, para biksu melakukan perjalanan desa demi desa, hutan demi hutan, untuk melaksanakan praktik meditasi. 

"Karena (disarankan) tinggal di tempat seperti itu maka mereka melakukan perjalanan, desa demi desa, hutan demi hutan, untuk melaksanakan praktik samadik atau meditasi," imbuhnya.

"Untuk saat ini kendala lebih banyak dari luar, seperti cuaca, haus, lapar, debu dan sebagainya. Kami hanya makan satu kali sehari," ujarnya.

Akan tetapi, tekad yang kuat serta kesabaran lah yang membuat mereka pantang menyerah. Apalagi di setiap daerah yang dilewati banyak umat, bahkan dari masyarakat lintas agama, turut menyambut kedatangan mereka dengan suka cita.

Menurut Dhammavuddho, hal itu seiring dengan misi perdamaian manusia yang dibawa para biksu

"Tahun ini kita ambil tema toleransi. Kita melaksana kegiatan bersama ormas yang bukan agama Buddha, seperti Macan Ali dari kesultanan Cirebon, Forum Betawi Rempug (FBR), dan banyak ormas non-Buddhis. Mereka bantu kami sukarela," ungkapnya.

Selain itu, melalui kegiatan ini, pihaknya ingin memberikan pemahaman kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai toleransi. 

Dia juga tidak ingin dunia mengkambinghitamkan salah satu agama atas segala persoalan yang terjadi di berbagai belahan dunia. 

"Dengan ini kami ingin menunjukkan bahwa Islam, Buddha dan agama lain di Indonesia adalah agaman yang memiliki toleransi, selalu menciptakan perdamaian," tuturnya.

Perdamaian ini diharapkan akan menarik masyarakat luar negeri untuk datang ke Indonesia, baik yang bertujuan untuk berwisata, investasi dan lainnya.

Dammavuddho memperkirakan perjalanan Thudong akan sampai di Magelang pada 28-29 Mei 2023. Mereka akan menginap semalam di Klenteng Liong Hok Bio di Kota Magelang, Jawa Tengah.

Wakil Ketua Harian Yayasan TITD Liong Hok Bio Kota Magelang, Gunawan menuturkan, berdasarkan informasi yang diterima, ada sekitar 80 orang yang akan tiba di Klenteng Liong Hok Bio pada 30 Mei 2023. 

"Rencana kehadiran pada tanggal 30 Mei 2023, kurang lebih peserta 80 orang. Itu dari Thailand sekitar 40 orang, sisanya ada panitia dan partisipan lintas iman di Indonesia," jelas Gunawan. 

Selanjutnya, mereka akan melakukan Pindapatta di sepanjang Jalan Pemuda (Pecinan) Kota Magelang pada 31 Mei 2023. Pindapatta adalah tradisi mempersembahkan makanan kepada para Biksu Sangha yang biasanya digelar beberapa hari menjelang Hari Raya Waisak.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/15/220556878/cerita-biksu-ikut-tradisi-thudong-berjalan-ribuan-kilometer-dan-hanya-makan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke