Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Ketua TP PKK Trenggalek Bagikan Cara Penuhi Gizi Anak dengan Harga Terjangkau

Kompas.com - 03/04/2023, 12:23 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Trenggalek Novita Hardini membagikan tips mengolah makanan untuk mengatasi stunting.

Dia mengatakan, pemenuhan gizi pada anak tidak harus mahal. Sebab, banyak bahan makanan yang mengandung asupan gizi cukup dengan harga terjangkau.

"Contohnya ikan. Ternyata ikan mengandung asupan gizi tidak kalah dengan daging," terangnya dalam kegiatan Safari Ramadhan dengan program Sareng Masak Sama (SMS) Bu Novita di pelataran Masjid Nurul Hidayah, Desa Ngepeh Kecamatan Tugu Trenggalek, Senin (27/3/2023).

Novita menjelaskan, ikan mengandung 18 persen protein yang terdiri dari asam amino esensial yang tidak rusak saat dimasak.

Kemudian, kandungan lemak ikan terdapat 1-20 persen lemak yang mudah dicerna dan dapat langsung digunakan jaringan tubuh.

Baca juga: Safari Ramadhan, Pemkab Trenggalek Tingkatkan Pelayanan di Desa lewat Program Mening Deh

Lebih baik lagi, kata Novita, Trenggalek merupakan daerah penghasil ikan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budi daya.

Untuk itu, dia pun menyarankan para orangtua memanfaatkan ikan dengan baik untuk mengatasi permasalahan stunting.

“Yang menjadi persoalan saat ini adalah cara mendorong anak mau memakan ikan. Maka dari itu, saya menggagas SMS Bu Novita. Kemudian berbagi menu simpel, kreasi ikan agar disukai anak,"ujarnya dalam siaran pers, Senin (3/4/2023).

Sebelum mengisi acara Safari Ramadhan di Desa Ngepeh, Novita sempat menghadiri kegiatan Makaryo Ning Desa Desa Hebat (Mening Deh) di Kecamatan Bendungan Trenggalek.

Pada kesempatan itu, Novita memberikan tiga pesan penting kepada masyarakat terkait persoalan sosial dan kesehatan.

Baca juga: Bupati Sebut Dinkes Trenggalek Investigasi Kasus Bayi Meninggal Diduga Usai Imunisasi

Pertama, dia mengimbau orangtua agar tidak menikahkan putra-putrinya sebelum usia 19 tahun bagi perempuan dan 21 tahun bagi laki-laki.

Sebelum ketentuan usia tersebut dinilai, secara mental maupun fisik dinilai belum siap untuk berumah tangga.

"Tolong, sama-sama kita jaga. Tolong jangan dinikahkan dulu apa pun alasannya. Karena mental dan fisik anak-anak belum siap," terangnya.

Kedua, setiap perempuan di desa memilki peran penting sehingga diimbau untuk meningkatkan keterampilan dan manajemen finansial keluarga dengan baik.

"Momen Ramadhan menjadi kesempatan untuk mensucikan diri. Perbanyak mengaji, jangan berpikir setiap kegiatan mengaji harus beli baju baru. Dikelola uangnya, untuk kepentingan anak dan keluarga," ujarnya.

Baca juga: Gelar Gebyar Ekraf Rumaket Greget, Upaya Pemkab Trenggalek Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com