Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Emon Predator Seksual dengan Korban 120 Anak Bebas Bersyarat...

Kompas.com - 29/03/2023, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

Seberapa besar mantan pelaku kejahatan seksual akan mengulangi perbuatannya?

Tenaga psikolog di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Sukabumi, Dikdik Hardy, mengatakan telah melakukan pemeriksaan psikologi terhadap Andri Sobari alias Emon sepekan setelah bebas.

Hasil pemeriksaannya menyimpulkan, peluang Andri mengulangi perbuatannya kecil, karena sudah ada perubahan perilaku terkait kontrol hasrat seksual.

Baca juga: Predator Anak di Anambas Kepri Dihukum 17 Tahun Penjara, Identitasnya Diumumkan

Sebab, menurut analisanya, kasus Andri bukan tergolong pedofilia.

"Pemicu dia melakukan itu bukan hasrat seksualnya yang besar. Tapi fungsi kontrolnya yang lemah dan itu berulang karena dia bisa," jelas Dikdik kepada BBC News Indonesia, Kamis (23/3/2024).

Dan karena cara yang digunakan dengan halus atau bujuk rayu, potensi untuk berubah lebih terbuka, ketimbang pelaku yang melakukan aksinya melalui kekerasan.

"Berbeda dengan pelaku yang melakukan perbuatan dengan cara kekerasan, kemungkinannya 10-15% pelaku akan melakukan perilaku yang sama," sambungnya.

Dikdik juga menjelaskan, beberapa faktor yang membuat fungsi kontrolnya terjaga adalah "perlakuan khusus" oleh para narapidana di dalam penjara.

Untuk diketahui, kejahatan seksual dalam hirarki kriminalitas termasuk yang paling "menjijikkan" sehingga kerap mendapat perlakuan buruk dari napi lain.

Baca juga: Temuan Kasus Predator Seksual Anak, Pemerintah DIY Akan Tingkatkan Literasi Digital

Kata dia, pengalaman itu menjadi syok terapi bagi Andri untuk berubah dengan semakin sering belajar agama ke masjid.

"Masjid menjadi simbol kontrol secara sugesti," tandasnya.

Apa yang harus dilakukan warga?

Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, mengatakan sikap kehati-hatian warga adalah yang terpenting sebagai upaya pencegahan, selain pemantauan oleh Balai Pemasyarakatan (Bapas).

Sebab menurut Jasra, potensi kasus berulang tetap ada lantaran proses rehabilitasi di dalam penjara kerap tidak tuntas, apalagi didukung dengan lingkungan yang longgar dan abai.

Rehabilitasi yang dimaksud yakni secara psikologi dan agama. Mengingat, klaimnya, sumber daya manusia di penjara tidak seimbang dengan jumlah tahanan yang membludak.

"Kalau rehabilitasnya tuntas, potensi berulang cukup kecil," ujarnya.

Itu mengapa dia menilai informasi kepulangan para mantan narapidana kejahatan seksual sebaiknya disampaikan secara luas ke masyarakat agar bisa lebih waspada.

Baca juga: ASN di Batam Sodomi Ketiga Anak Kandungnya hingga Alami Luka Lecet dan Trauma

"Kalau masyarakat terinformasikan dan lingkungan makin kuat melindungi anak, bisa diawasi gerak-gerik eks napi itu."

Hanya saja, tenaga psikolog di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Sukabumi, Dikdik Hardy, menyebut pengawasan dari lingkungan sekitar dan keluarga saja tidak cukup.

Anak-anak, katanya, juga harus dipersiapkan untuk waspada dan menjaga diri.

"Padahal mungkin ada calon pelaku selain Andri, tapi tidak diwaspadai warga. Karena kita lupa mempersiapkan anak menjaga diri. Fokusnya ke Andri saja," jelasnya.

Cara mengajarkan anak-anak untuk waspada yakni lewat pelajaran underwear rules. Bahwa, anak-anak jangan mau dipegang bagian-bagian tertentu di tubuhnya seperti mulut, dada, alat genital, dan pantat.

Baca juga: Pelajar di Bojonegoro Sodomi Temannya hingga 6 Kali di Toilet Sekolah

Apa kata keluarga Andri Sobari alias Emon?

Solihat, ibu Andri Sobirin, mengatakan hampir satu bulan anaknya kembali warga sudah bisa menerima. Anaknya pun sering menjalankan shalat berjamaah di masjid.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com